Profil Yasona Laoly, Politisi PDIP yang Dilengserkan Jelang Akhir Jabatan!

photo author
- Senin, 19 Agustus 2024 | 22:55 WIB
Menteri Yasona Laoly saat pencanangan Provinsi Kepri sebagai wilayah IP and Tourisme 2023 di Gedung Daerah Tanjungpinang, Provinsi Kepri Minggu Juni 2023. Foto : Randi
Menteri Yasona Laoly saat pencanangan Provinsi Kepri sebagai wilayah IP and Tourisme 2023 di Gedung Daerah Tanjungpinang, Provinsi Kepri Minggu Juni 2023. Foto : Randi

iNSulteng – Setidaknya dua bulan lagi menjabat sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasona Laoly dilengserkan.

Politisi PDIP ini lengser dan digantikan oleh Politisi Gerindra Supratman Andi Atgas, Senin 19 Agustus 2024.

Seperti apa profil dan biodata lengkap Yasona Laoly putra Nias yang berhasil menitih karir didunia Politik?

Melansir yasonnahlaoly.com, Sorak-girang benar-benar menggemuruh di sebagian besar orang Nias, ketika pada 27 Oktober 2014, Presiden Jokowi mengumumkan nama Yasona Hamonangan Laoly sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Bagi warga Nias, ini peristiwa langka. Bisa jadi kesempatan hanya sekali.

Ada kebanggaan yang begitu meluap. Maklum saja, sepanjang sejarah Republik Indonesia, itu kali pertama seorang putra Nias menjadi seorang menteri! Orang yang berlatar etnik Nias—sering disebut sebagai Ono Niha–merasa kepalanya turut disematkan sebuah mahkota emas nan berkilau.

Ono Niha ternyata bisa. Ono Niha ternyata dihargai. Ini sejarah! Dan, sejarah itu ditorehkan oleh seorang Yasonna Hamonangan Laoly. Ini pencapaian tertinggi bidang pemerintahan di kalangan orang Nias. Tentu saja, prestasi yang amat membanggakan itu, tidak tercipta begitu saja. Ini salah satu buah dari serangkaian perjuangan hidup Yasonna, yang tidak saja keras, tapi konsisten serta sarat nilai-nilai sebagai akademisi sekaligus politisi yang mumpuni. Tak heran bila dia mendapat kehormatan di luar perkiraannya: Menjadi Menteri Hukum dan HAM di Pemerintahan Jokowi Periode 2014-2019.

Dalam kabinet yang diberi nama Kabinet Kerja itu, Yasonna kemudian berhasil menunjukkan kerja keras, konsistensi dan integritas lewat beragam prestasi, terobosan maupun gebrakan. Alhasil, ketika Jokowi kembali terpilih sebagai presiden untuk kedua kali, Yasonna kembali ditunjuk sebagai Menkumham dalam Kabinet Indonesia Maju.

Selain itu, Presiden Jokowi juga memberinya tugas khusus untuk menangani omnibus law. Omnibus Law adalah UU yang dibuat untuk menyasar isu besar yang ada di suatu negara. Biasanya pembuatan UU ini dilakukan dengan revisi atau pencabutan UU yang ada sebelumnya.

Menariknya, saat kali kedua terpilih sebagai Menkumhan, Yasonna sebenarnya sudah sukses melenggang sebagai wakil rakyat dari Fraksi PDIP di DPR-RI untuk periode 2019-2024, bahkan telah dilantik pada 1 Oktober 2019. Namun akhirnya dia mengundurkan diri sebagai anggota DPR dan memilih mengabdi sebagai menteri.

“Blasteran” Nias-Batak

Nama ‘Yasonna Hamonangan Laoly’ mungkin terdengar sedikit aneh di telinga, khususnya bagi masyarakat di luar Provinsi Sumatera Utara, sebab nama ini memadukan unsur bahasa Batak dan Nias.

Nama ‘Yasonna’ diambil dari bahasa Nias ‘Yaso Nasa’, artinya ‘masih ada lagi’. Harapan ayahnya agar setelah kelahiran Yasonna, masih ada lagi adik-adik Yasonna yang akan terlahir. Sedangkan ‘Hamonangan’ dalam bahasa Batak berarti ‘kemenangan’. Dan ‘Laoly’ merupakan salah satu marga dalam masyarakat Nias.

Ya, lelaki kelahiran 27 Mei 1953 ini memang mewarisi gen dari dua etnis yang berbeda, yakni ayah bersuku Nias bernama F. Laoly dan ibu bersuku Batak bernama R. Sihite. Bisa jadi, faktor ini yang membuat tumbuh sebagai anak yang tampan dan cerdas.

Ayahnya berlatar belakang polisi, dengan pangkat terakhir mayor. Lalu menjadi anggota DPRD Kota Sibolga dan anggota DPRD Tapanuli Tengah dari Fraksi ABRI.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Situr Wijaya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X