iNSulteng- WHO kembali menerima laporan tentang adanya kasus penyakit cacar monyet (monkeypox) dari negara non endemis.
Saat ini cacar monyet dilaporkan telah meluas ke 12 negara non endemis yang berada di 3 regional WHO, yaitu regional Eropa, Amerika, dan Western Pacific.
Mengenai hal itu, para ahli kesehatan dan kedokteran dunia menjadi waspada, begitu pula masyarakat umum yang mulia bertanya-tanya mengenai penyakit ini.
Baca Juga: 15 Perusahaan JPT di Terminal Peti Kemas Pantoloan Kota Palu Langgar Aturan!
Lalu seperti apa penyakit cacar monyet atau yang sering dikenal dengan Monkeypox ini, berikut rangkuman tim iNSulteng.id
Cacar Monyet:
Cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus cacar monyet termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae.
Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi.
Cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958. Pada saat itu ditemukan wabah penyakit mirip cacar yang menyerang koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian, hal tersebut yang menyebabkan penyakit ini disebut sebagai cacar monyet atau monkeypox.
Kasus cacar monyet pertama yang menginfeksi manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.
Gejala Cacar Monyet:
Pada manusia, gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar air, namun lebih ringan. Gejala dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan.
Masa inkubasi cacar monyet biasanya berkisar dari 6 hingga 13 hari tetapi dapat pula 5 hingga 21 hari.