Erdogan Menentang Finlandia dan Swedia Gabung NATO, AS Singgung Posisi Turki

photo author
- Minggu, 15 Mei 2022 | 08:25 WIB
Presiden Turki, Erdogan menolak Finlandia dan Swedia untuk bergabung jadi anggota NATO (instagram.com/@rterdogan)
Presiden Turki, Erdogan menolak Finlandia dan Swedia untuk bergabung jadi anggota NATO (instagram.com/@rterdogan)

“Tidak jelas bahwa Turki mengatakan mereka akan menentang. Turki dan Swedia telah bekerja sangat efektif dalam konteks NATO," ujarnya.

Sebelumnya, Turki sudah berlang kali mengencam Swedia dan negara-negera Eropa Barat lainnya karena penanganannya terhadap organisasi yang dianggap teroris oleh Ankara dinilai lamban. 

Baca Juga: Jadi Tersangka Ira Ua Bakal Susul Randy Meringkuk di Tahanan?, Polda Sudah Periksa 58 Saksi!

Beberapa di antaranya termasuk kelompok militan Kurdi PKK dan YPG, serta pengikut ulama Islam Fethullah Gulen yang berbasis di Amerika Serikat.

Meski begitu, Swedia diperkirakan akan mengikuti jejak Finlandia dan dapat mengajukan permohonan untuk masuk ke aliansi militer NATO secepatnya.

Di sisi lain, Turki belum menutup pintu bagi Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO.

Baca Juga: Benarkah Orang yang Bunuh Diri Ruh-nya Gentayangan? Ternyata Begini Faktanya Kata Ustadz Abdul Somad

Penasihat kebijakan luar negeri presiden Erdogan, Ibrahim Kalin mengatakan Turki menginginkan bernegosiasi dengan negara-negara Nordik tersebut.

Berharap adanya tindakan keras terhadap organisasi teroris, terutama di Stockholm, Ibukota Swedia.

"Kami tidak menutup pintu. Tapi kami pada dasarnya mengangkat masalah ini sebagai masalah keamanan nasional Turki," kata , penasihat kebijakan luar negeri presiden Erdogan.

Di sisi lain, bertambahnya anggota NATO tentu memiliki dampak buruk juga karena hal tersebut dianggap ancaman oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin. Bahkan digunakan sebagai alasannya untuk melancarkan invasi ke Ukraina.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muhammad Rafiq

Sumber: Reuters

Tags

Rekomendasi

Terkini

X