Marak Crazy Rich Pamer Harta di Medsos, Pakar Minta Publik Berhati-hati

photo author
- Jumat, 25 Februari 2022 | 13:36 WIB
Pemerhati Budaya dan Komunikasi Digital DR. Firman Kurniawan. (Foto: PMJ News/Polri TV)
Pemerhati Budaya dan Komunikasi Digital DR. Firman Kurniawan. (Foto: PMJ News/Polri TV)

iNSulteng- Seorang crazy rich asal Medan, Indra Kesuma alias Indra Kenz telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan penipuan trading binary option melalui aplikasi Binomo.

Sebelum dinyatakan sebagai tersangka, Indra Kenz seperti para crazy rich lain memang kerap memamerkan gaya hidup mewah. Di usia muda yang belum genap 30 tahun, mereka telah memiliki kekayaan melimpah.

Melihat fenomena ini, Pemerhati Budaya dan Komunikasi Digital DR. Firman Kurniawan mengatakan gaya hidup seperti ini disebut dengan flexing, dimana mereka memamerkan kekayaan di media sosial.

Baca Juga: Jadi Tersangka, Polri Bakal Sita Aset Milik Indra Kenz

Baca Juga: Diperiksa 7 Jam, Indra Kenz Resmi Jadi Tersangka Kasus Judi Online Binomo

"Mereka memang mempertontonkan gaya hidup mewah, bahkan saking mewahnya di luar kelas iman mereka bisa membeli supercar dan belanja berbagai macam permata dan traveling ke sejumlah negara," ungkap Firman sepert dikutip dari wawancara Polri TV, Jumat 25 Februari 2022.

"Itu sebetulnya adalah konteks yang tidak bisa terpisahkan untuk mempengaruhi agar khalayak juga menanamkan uangnya dalam investasi binary option. Untuk meyakinkan, para pemasar menggunakan influenzer yang mempertontonkan kemewahan agar orang tertarik untuk masuk ke investasi ini," sambungnya.

Firman menilai gaya hidup flexing atau mempertontonkan gaya hidup mewah ini tentunya akan berdampak. Masyarakat dibuai kehidupan para crazy rich sehingga mau ikut berinvestasi, tanpa berpikir jangka panjang.

"Flexing ini tujuan akhirnya mempengaruhi orang agar mau berinvestasi di sebuah investasi yang belum jelas. Apakah benar-benar dalam jangka panjang menguntungkan," jelasnya

"Daya kritis masyakarat itu dimatikan, mereka dialihkan untuk melihat hasilnya. Anda tidak usah berfikir panjang dan banyak pertimbangan, ini anak muda telah menikmati kehidupan luar biasa. Ini bahayanya akan melenakan orang untuk menghilangkan kewaspadaan," imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Firman juga mengimbau agar masyarakat lebih bijak dalam bersosial media. Publik juga harus pintar memilah konten-konten yang baik.

"Dengan berbagai macam perkembangan, media sosial ini sangat canggih untuk mempengaruhi publik. Jadi disarankan agar publik lebih bijak, karena apa yang dilihat belum tentu sama dengan kenyataannya. Kata kuncinya, perlu berhati-hati dalam menyikapi konten-konten di media sosial," terangnya.***

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Situr Wijaya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X