iNSulteng - Rencana besar dua terduga teroris di Makassar akhirnya terbongkar oleh Densus 88.
Hal itu diungkap oleh Analis Utama Intelijen Densus 88 Antiteror Polri Brigjen Pol. Ibnu Suhendra, S.I.K., yang mengatakan, dua terduga teroris yang tewas tertembak MR (45) dan SA (22) itu sudah merencanakan aksi bom bunuh diri dalam waktu dekat ini.
Baca Juga: Pasien Positif Covid -19 Meninggal di RSUD Ako, Polisi : Jenazah Dimakamkan Desa Martasari
"Keduanya itu sudah meniatkan dan merencanakan bom bunuh dirinya. Mengenai di mana dan kapan itu kami belum dapat," jelas Brigjen Pol. Ibnu Suhendra di Makassar, Kamis 7 Januari 2021.
Brigjen Pol. Ibnu Suhendra menjelaskan, kedua terduga teroris ini sudah melakukan persiapan panjang untuk menyukseskan niatnya itu, salah satunya berlatih secara rutin menembak di hutan dan naik gunung (i'dad).
Baca Juga: Polri Buka Penerimaan SIPSS, Ini Link Pendaftaran dan Syarat untuk Peserta Berijazah S-1/S-1 Profesi
Bukan cuma itu, sarana pendukung untuk memuluskan niatnya itu juga sudah disiapkan, berupa beberapa pucuk senapan angin laras panjang jenis PCP, target sasaran tembak, korek kayu, dan peralatan lain.
"Kami bergerak cepat. Mereka semua ini sudah melakukan persiapan panjang. Mereka rutin naik gunung dan latihan menembak," jelas Jenderal Bintang Satu itu.
Baca Juga: Wanita Hamil Dibunuh di Medan, Ternyata Umur 17 Tahun !
Sementara itu, Kabag Penerangan Umum Kepolisian Indonesia, Kombes Pol. Ahmad Ramdhan, menambahkan, MR dan SA pernah menyatakan baiat kepada khilafah atau ISIS pada 2015.
Hal itu dilakukan bersama pengikut lain JAD di Ponpes Arridho. Pimpinan Ponpes Arridho, Ustaz Basri, telah meninggal dunia di Pulau Nusa Kambangan.
Baca Juga: Lengkap, Komnas HM Bongkar Kematian Enam Laskar FPI
Mertua dan menantu ini bersama keluarganya juga sempat hendak bergabung dengan ISIS di Suriah pada 2016. Namun upaya itu digagalkan polisi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
MR dan SA bersama pengikut lain JAD juga rutin menggelar pengajian negara khilafah di rumahnya, di Villa Mutiara dan Yayasan Arridho. Polisi juga mengungkap keduanya pernah berperan terkait aksi terorisme maupun terhadap pelaku tindak pidana terorisme.***