Baca Juga: Lenovo Luncurkan Laptop Yoga 7 Flipbook dan Yoga Slim 7 Pro, Berikut Spesifikasinya
Lantas orang yang meninggal lebih belakangan dipersilahkan memasuki surga terlebih dahulu. Orang yang bertugas membuka pintu surga kembali datang, barulah yang gugur sebagai syahid dipersilahkan masuk ke dalam surga. Lalu keduanya menemuiku dan mengatakan, ‘Kembalilah karena waktumu belum tiba’.
Pada pagi harinya, Thalhah menceritakan mimpi ini kepada banyak orang. Orang-orang pun terheran-heran dengan mimpi tersebut. Pada akhirnya, hal ini sampai kepada Rasulullah, ‘Apa yang kalian herankan’? tanya Rasulullah. Para sahabat menjawab, ‘Wahai Rasulullah, mengapa yang lebih rajin beribadah dan gugur sebagai syahid di jalan Allah malah masuk surga belakangan’?
Rasulullah menjawab, ‘Bukankah orang yang kedua berumur satu tahun lebih panjang dibanding orang yang pertama’? ‘Benar’, jawab para sahabat. Rasulullah melanjutkan, ‘Bukankah orang yang kedua berjumpa dengan Ramadhan dan berpuasa di bulan Ramadhan’? Mereka menjawab, ‘Benar’. Rasulullah kembali mengajukan pertanyaan, ‘Bukankah orang yang kedua shalat sekian rakaat dalam setahun’? ‘Benar’, jawab para sahabat. Rasulullah bersabda,
فلَمَا بيْنهُما أَبْعَدُ ما بيْن السَّماءِ والأرضِ
‘Sungguh perbedaan derajaan keduanya di surga lebih jauh dibandingkan jarak langit dan bumi’.” [HR. Ahmad, 1403].
Baca Juga: Kesalahan Fatal Arief Rosyid yang Bikin Jusuf Kalla Pecat dari DMI
Hadits ini menunjukkan betapa istimewanya umur yang panjang dan diisi dengan ketaatan dan berbagai amal kebaikan. Selisih satu tahun itu bisa menyebabkan perbedaan yang signifikan. Perbedaan yang jauh. Menyebabkan orang kedua mendapat derajat yang lebih tinggi daripada kawannya yang gugur sebagai syahid. Model kematian yang juga mendapatkan kedudukan tinggi. Dan tidak diragukan lagi besarnya pahalanya.
Adapun orang yang kedua, ia meninggal di atas tempat tidurnya. Bertambahnya umur dalam ketaatan dan kebaikan adalah suatu nikmat yang luar biasa.
Oleh karena itu, sebaik-baik manusia adalah mereka yang panjang umurnya dan banyak amalnya. Dan di antara penyebab orang kedua ini mendapatkan kedudukan yang sangat tinggi di akhirat adalah perjumpaannya dengan bulan Ramadhan dan berpuasa di dalamnya. Dia juga mengerjakan sekian banyak shalat. Sekian ribu rakaat dalam setahun itu. Ini semua menunjukkan betapa besarnya pahala shalat dan puasa Ramadhan. Dua bentuk ibadah yang menentukan kemuliaan seseorang di sisi Allah Ta’ala.
Maksud saya di sini, saya ingin menyampaikan. Kita ini adalah orang-orang pilihan. Yang Allah berikan usia panjang, padahal kita berada di tengah pandemic. Seseorang begitu berdampingan dengan kematian. Seseorang yang sehat, tiba-tiba beberapa hari kemudian terdengar kabar bahwa dia meninggal dunia. Tapi, Allah berikan waktu dan umur untuk kita. seandainya Allah mau, Dia mampu juga untuk mewafatkan kita dan tidak berjumpa dengan Ramadhan ini.
Karena itu kaum muslimin, manfaatkanlah nikmat yang besar ini. Perjumpaan dengan Ramadhan. Jangan jadikan Ramadhan kita sama seperti waktu-waktu kita di luar Ramadhan. Kalau di luar Ramadhan kita sering menghabiskan waktu tanpa arti. Jangan lakukan itu di dalam bulan Ramadhan. Manfaatkan waktu jaga, waktu tunggu, waktu-waktu senggang untuk berdzikir.
Capek dari ibadah dengan anggota badan, kita duduk dengan ibadah lisan. Seperti membaca Alquran, dll. capek dari ibadah lisan, kita gunakan istirahat berbaring menggunakan pendengaran kita untuk mendengar yang baik-baik. Mendengar ceramah agama. Mendengar bacaan Alquran. Jangan sampai ada anggapan, rajin ibadah dan belajar agama malah jadi radikal. Itu hanya pembodohan yang dilakukan oleh orang-orang saja. Justru agama ini diturunkan untuk memperbaiki dunia dan akhirat kita. ***