Di fasilitas penangkaran, harimau-harimau dengan gen resesif tersebut sering berkerabat, membuat perkawinan sedarah menjadi umum.
Di AS, semua harimau putih sejarahnya berasal dari satu harimau putih jantan yang diimpor ke negara itu beberapa dekade lalu.
3. Harimau hasil perkawinan sedarah adalah harimau yang tidak sehat
Pernah dengar bayi yang cacat karena orangtuanya melakukan perkawinan sedarah? Hal ini ternyata berlaku pada harimau, lho!
Perkawinan sedarah antara harimau putih adalah hal biasa di fasilitas penangkaran yang tidak kredibel. Padahal, hewan yang dikawinkan sangat rentan menderita berbagai masalah kesehatan yang serius.
Kecacatan yang umum ditemukan, antara lain kelainan bentuk tulang belakang, organ yang rusak, dan ketidaknormalan sistem kekebalan tubuh.
4. Harimau putih dibiakkan untuk diperdagangkan, bukan untuk konservasi
Meski dianggap langka, kenyataannya harimau putih bukanlah spesies yang terancam punah. Bulu putih mereka merupakan hasil kelainan genetik, sehingga tidak diperlukan konservasi.
Yang perlu dilakukan adalah menjaga kelestarian harimau belang pada umumnya di alam liar, bukan memproduksi harimau-harimau bulu putih yang rentan cacat karena perkawinan sedarah.
Namun, minat pasar yang tinggi akan harimau, terutama harimau putih, membuat banyak orang sengaja membiakkan harimau jenis ini.
Hal ini berujung pada perdagangan illegal harimau yang akhirnya mengancam kelestarian harimau liar dan ekosistem.***
Sumber: Hops.id