“Pak Luhut sedikit gugup sebetulnya. Ia tidak menyangka akan ada pertanyaan dan argumen seperti itu. Lalu ngeles-ngeles, ‘ya itu adalah hipotesis’. Ya apa hipotesisnya kan anda udah ucapin kok," kata Rocky Gerung.
Menyimak pernyataan itu, Rocky Gerung sudah memahami lebih dulu bahwa Luhut menang enggan membuka big data tersebut kepada publik, termasuk mahasiswa.
Baca Juga: Kemnaker sosialisasi aplikasi Posko THR 2022 kawal pembayaran THR
Karena itu, ia menilai Luhut harus memahami dampak dari sikapnya itu, bahwa bisa disebut pembohong besar.
“Kalau gitu boleh bikin big lies dong kalau nggak bisa buka big data. Akhirnya ya mahasiswa mengerti bahwa ini pembohong juga," katanya.
Dalam posisi ini, menurut Rocky, Luhut mestinya lebih diplomatis dan menggandeng kampus seperti UI untuk memeriksa kesahihan big data tersebut.
“Kenapa nggak bilang aja ‘oke saya punya big data dan ini adalah universitas. Universitas adalah sumber metodologi karena itu saya akan buka di universitas supaya diperiksa metodologinya. Kan mestinya begitu,” katanya.***