Bukti Ada Pencurian Keuntungan Bisnis PCR Milik Luhut, Rocky Gerung: Rasional Ekonomi ya Begitu

photo author
- Selasa, 30 November 2021 | 20:30 WIB
Rocky Gerung buka suara tanggapi soal dugaan keterlibatan Luhut Binsar Pandjaitan dan Erick Thohir dalam bisnis PCR. (Kolase dari YouTube dan ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman)
Rocky Gerung buka suara tanggapi soal dugaan keterlibatan Luhut Binsar Pandjaitan dan Erick Thohir dalam bisnis PCR. (Kolase dari YouTube dan ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman)

iNSulteng - Pengamat politik, Rocky Gerung membeberkan sejumlah fakta yang dianggap jadi sinyal pencurian keuntungan dari bisnis PCR milik Menko Marves, Luhut Pandjaitan.

Beberapa fakta mulai terungkap setelah Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengakui tentang PT GSI. 

Namun Luhut mengaku jika ia tidak mengambil keuntungan dari bisnis alat tes Covid-19 itu. Justru ditujukan untuk charity.

Baca Juga: Bupati Tantang DPRD Soal Buol Tuan Rumah Porprov Sulteng 2022

Baca Juga: Download Minecraft 1.18 Versi Terbaru 2021, Ini 5 Bangunan Kreatif Jadi Referensi Membangun

Tak hanya Luhut, Menteri BUMN Erick Thohir juga diduga melakukan bisnis tes PCR. Sayangnya, ia tidak mengakui tudingan tersebut.

Rocky Gerung menilai dibalik bisnis PCR itu ada penyelewengan, penyimpangan, dan pencurian. 

Hal itu didukung tentang harga tes PCR yang menurun drastis sejak adanya pandemi Covid-19 hingga saat ini.

Baca Juga: Beredar Vidio Gubernur NTT Terlibat Debat Panas Dengan Warga di Sumba

Awalnya harga tes PCR dibanderol sekira Rp1,5 sampai 2,5 juta, kini turun menjadi Rp300 ribu untuk satu kali tes.

Dari harga itu, Rocky Gerung mengatakan harga yang dibanderol hingga saat ini sangat jauh beda. 

"Jarak harganya jauh sekali. 'Kan rasional ekonomi ya begitu. Jadi dengan mudah orang anggap ini adalah curi-mencuri, tinggal soal membuktikan jumlahnya berapa dan ke arah mana aliran itu menggunung," ujarnya. 

Baca Juga: Jokowi Harusnya Paham Omnibus Law 'Gagal Produk'

Selain itu, dibuatnya perusahaan baru di tengah banyaknya perusahaan farmasi milik BUMN juga jadi pertanyaan besar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muhammad Rafiq

Tags

Rekomendasi

Terkini

X