iNSulteng - Wakil Ketua Partai Indonesia Perjuangan (PDI-P) Jawa Timur, Deni Wicaksono mendukung penuh dilaksanakannya PTM yang oleh Mendikbud ditargetkan berlangsung di semua sekolah pada Juli 2021.
Menurutnya, keinginan para pelajar di Jawa Timur untuk kembali mengikuti PTM semakin menggebu. Hal itu dibuktikan dengan hasil survei serta diskusi dengan ratusan pelajar secara virtual.
Baca Juga: Pembangunan Musholla Mandek Karena Kehabisan Dana, Begini Respon Aleg PDIP Sulteng
”Saya juga sudah diskusi dengan ratusan pelajar secara virtual, semuanya bilang kangen sekolah. Pembelajaran tatap muka bagaimana pun melahirkan experience yang berbeda dibanding daring,” terang Deni, dilansir iNSulteng.com dari website resmi pdiperjuan.id, Senin 19 April 2021.
Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur yang membidangi pendidikan ini mengatakan, lebih dari setahun mengikuti pembelajaran jarak jauh, telah membawa banyak konsekuensi bagi pelajar.
Baca Juga: Sosok Prananda Prabowo Yang Digadang Sebagai Pengganti Megawati Pimpin PDI Perjuangan?
”Riset-riset global, termasuk dari Unicef menyebutkan pandemi berpotensi menurunkan kompetensi dasar siswa karena menurunnya waktu kualitas belajar,” bebernya.
PTM nilainya, sangat penting untuk menjaga akselerasi kualitas sumberdaya manusia (SDM). Meski demikian, Deni menggarisbawahi empat hal yang sangat penting diperhatikan.
Pertama, penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin. ”Saya paham semuanya kangen sekolah, kangen belajar di kelas, kangen cerita bapak/ibu guru, tapi protokol kesehatan tidak boleh ditawar,” tegas Deni.
Baca Juga: Hasto: Dominasi PAN di Sultra Bergeser ke PDI Perjuangan
Kedua, pengaturan jam PTM, sesuai protokol, maka kelas hanya boleh diisi maksimal 50 persen kapasitas kursi. Artinya, tetap ada pelajar yang mengikuti pembelajaran daring.
Deni menyarankan ada pembagian dua kelas, yaitu jam pagi dan siang atau sore. Atau diatur komposisi antara PTM dan PJJ, sehingga semua pelajar kembali PTM.
Menurutnya, tentu ada konsekuensi lanjutan, misalnya memberi insentif ke guru. Atau, tambah dia, membuka gerakan relawan mengajar dengan melibatkan mahasiswa tingkat akhir di kampus-kampus pendidikan untuk ikut membantu mengajar di sekolah.
“Kan kurikulum sudah ada, mahasiswa tingkat akhir pasti sudah paham. Sehingga kelas pagi dan siang terlaksana tanpa menambah beban bapak/ibu guru,” beber Deni.
Baca Juga: BABAK BARU, Isu Kudeta AHY Terus Menggelinding dan Dikaitkan Dengan PDIP !