iNSulteng – Insiden yang menewaskan empat warga di Desa Kalimago, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah mendapat sorotan dari banyak kalangan.
Salah satunya Kelompok Cipayung Plus Sulteng yang terdiri dari Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Sulteng, Komisaris Daerah XI Sulawesi Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sulteng dan Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sulteng.
Kemudian, Pimpinan Daerah Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Sulteng, Pengurus Cabang Himpunan Mahasiswa Buddhis indonesia (Hikmahbudhi) dan Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sulteng.
Baca Juga: Malam Takbir Idul Fitri, Wilayah Daruba - Malut Diguncang Gempa Magnitudo 5.0
Ketua KHMDI Palu, Ayu Suari, mengatakan Panglima TNI dan Kapolri harus mengevaluasi diri pasca insiden tewasnya empat warga Kabupaten Poso oleh kelompok Teroris MIT pada Selasa, 11 Mei 2021.
“Harus dievaluasi. Jika bobrok, harus Kapolda dan Danrem harus dicopot,” jelasnya saat menggelar konferensi pers di Sektariat AJI Palu pada Rabu, 12 Mei 2021.
Demikian dengan Ketua GMNI Sulteng Wardiyanto, bahwa kejadian tersebut sudah berulang kali terjadi. Sehingga, patut dipertanyakan kinerja TNI dan Polri.
Baca Juga: Israel Terus Tingkatkan Serangan di Jalur Gaza, PM Israel : Hamas Harus Membayar Mahal
“Kinerja TNI dan Polri patut dipertanyakan. Karena ini sudah berkali-kali terjadi,” jelasya.
Pernyataan tersebut tidak jauh berbeda dengan yang disampaikan ketua organisasi lainnya yang mendesak evaluasi kinerja TNI dan Polri dalam menangani para teroris MIT Poso.
Selain itu, Cipayung Plus Sulteng juga mendorong TNI dan Polri untuk menjamin dan meningkatkan keamanan masyarakat.
Kemudian, pemerintah harus mengajak tokoh agama,tokoh pemuda dan budayawan untuk mengambil statement tegas dengan menggeluarkan maklumat agar masyarakat tidak terprovokasi.***