Sebenarnya, Toyota tidak sepenuhnya salah karena mesin bukan highlight utama Venturer. Mobil ini memiliki fitur yang tidak ada di varian lain, seperti captain seat, lapisan kulit premium, ambient light lebih banyak, air purifier terintegrasi, dan jumlah airbag yang lebih banyak (depan, lutut, samping, dan ISOFIX). Varian V hanya memiliki airbag di sisi pengemudi, penumpang, dan lutut pengemudi.
Perbedaan Eksterior yang Kurang Signifikan
Secara garis besar, eksterior Venturer mirip dengan varian lain, tetapi ada beberapa perbedaan seperti velg alloy 17 inci (varian lain 16 inci), grill yang berbeda, dan tampilan bumper yang lebih mewah. Bagi pecinta otomotif, Venturer terlihat lebih menarik dari luar.
Namun, bagi orang awam, perbedaan ini tidak terlalu signifikan. Inilah masalah utama mengapa Venturer kurang diminati: perbedaan eksteriornya tidak mencolok. Padahal, konsumen Indonesia cenderung mencari tampilan eksterior yang bisa dipamerkan terlebih dahulu.
Penjualan yang Jauh di Bawah Varian Lain
Data Gaikindo tahun 2022 menunjukkan bahwa Venturer hanya terjual 6.114 unit, jauh di bawah varian lain yang mencapai puluhan ribu unit. Selain masalah produksi, peminatnya memang lebih sedikit.
Toyota seakan ingin meyakinkan konsumen bahwa Venturer bukan sekadar Innova biasa, melainkan Innova rasa premium. Namun, pada akhirnya, Venturer tetaplah Innova. Basis, mesin, platform, dan suspensinya sama, hanya kosmetik dan fitur tambahan.
Baca Juga: Barang Hasil Jerih Payah Anak-anaknya Hilang Dijarah, Uya Kuya Akui Jadi Luka yang Tak Mudah Pulih
Terlalu Mahal untuk Harga Rp500 Jutaan
Alasan terbesar mengapa Venturer kurang populer adalah karena konsumen merasa mobil ini overprice. Dengan anggaran 500-600 jutaan, ada banyak pilihan lain seperti Fortuner, Pajero Sport, Mazda CX5/CX8, atau Honda CRV yang kelasnya di atas Innova.
Selain itu, varian V sebenarnya sudah lebih dari cukup, dan modifikasi eksterior bisa dilakukan dengan biaya lebih hemat daripada membeli Venturer.
Target Pasar yang Tidak Jelas
Venturer bukan pilihan utama bagi kebanyakan orang. Konsumen reguler yang menginginkan Innova akan memilih trim di bawahnya (misalnya V jika ingin diesel). Sementara itu, konsumen yang mencari mobil prestise akan langsung memilih Fortuner.
Kelebihan kosmetik dan harga yang terpaut jauh membuat pasar Venturer kurang jelas. Apalagi, pajak tahunan Venturer juga lebih mahal. Pada akhirnya, Venturer tetaplah Innova Reborn, bukan mobil flagship dari Toyota.