10 Negara dengan Harga BBM Termahal di Dunia, Ternyata Ada yang Dari Asia Tenggara!

photo author
- Rabu, 18 Juni 2025 | 14:20 WIB
Ilustrasi 10 Negara dengan Harga BBM Termahal di Dunia, Ternyata Ada yang Dari Asia Tenggara!  (Instagram @info.wengga)
Ilustrasi 10 Negara dengan Harga BBM Termahal di Dunia, Ternyata Ada yang Dari Asia Tenggara! (Instagram @info.wengga)

6. Kenya (Rp 22.275/liter):  

Kombinasi PPN 16%, pajak cukai, dan dana pemeliharaan jalan, ditambah skema impor energi jangka panjang, menghasilkan harga mahal. Pendapatan digunakan untuk memperbaiki infrastruktur dan menjaga stabilitas ekonomi.

Baca Juga: Yuk Intip Honda Scoopy Versi Terbaru, Mesin Upgrade 150cc - Ini Bocoran Spesifikasi!

Baca Juga: WOW! Benarkah Honda Scoopy Upgrade Mesin 150cc, Tampil Beda Dengan Desain Baru - Begini Spesifikasi dan Harganya!

7. Meksiko (Rp 21.615/liter):  

Meskipun penghasil minyak, pajak tinggi (pajak khusus dan PPN), serta sistem subsidi fleksibel (berkurang saat harga minyak global turun) membuat harga BBM tetap mahal. Pendapatan negara digunakan untuk pembangunan infrastruktur.

8. Thailand (Rp 21.285/liter):  

Beban pajak dan biaya impor, serta ketergantungan harga minyak dunia, menyebabkan harga tinggi. Pemerintah menggunakannya sebagai instrumen fiskal dan mendorong energi terbarukan serta transportasi publik.

9. Jepang (Rp 20.625/liter):  

Pengurangan subsidi sejak Januari 2025 membuat konsumen merasakan fluktuasi global. Kebijakan ini bagian dari strategi fiskal dan lingkungan, mengurangi beban anggaran dan mendukung target emisi rendah.

10. Turki (Rp 19.965/liter):  

Impor minyak 93%, nilai tukar lira yang lemah, dan kenaikan pajak BBM hingga hampir 200% (untuk pemulihan pasca bencana) menyebabkan harga tinggi. Turki berinvestasi pada teknologi hijau (kendaraan listrik dan PLTS).

Daftar ini menunjukkan bahwa harga BBM tinggi seringkali merupakan bagian dari strategi nasional jangka panjang.  

Beberapa negara memanfaatkannya untuk mendorong energi terbarukan, mengurangi emisi karbon, dan mendanai program sosial.  

Indonesia perlu mempertimbangkan strategi serupa untuk masa depan yang berkelanjutan.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Eko Andalas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X