iNSulteng - Tarif Trump yang dulu digadang-gadang jadi tameng ekonomi Amerika kini justru berubah jadi senjata makan tuan.
Industri otomotif AS mulai mengap-mengap menghadapi efek jangka panjang dari perang dagang dengan Tiongkok.
Alih-ali menghambat kebijakan, tarif justru bikin biaya produksi membengkak inovasi melambat dan pasar domestik mulai dibanjiri alternatif dari negeri tirai bambu.
Nah yang bikin geger BYD raksasa EV asal Tiongkok diam-diam menyusupkan mobil listrik ultra murah mereka Seagull ke pasar Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Sementara pabrikan Amerika seperti Ford dan GM masih berjibaku dengan rantai pasok yang terganggu dan harga bahan baku yang melonjak BYD justru tancap gas dengan strategi harga agresif dan teknologi baterai mutakhir mereka siap merebut pasar yang dulu dikuasai oleh Jepang, Korea, bahkan Amerika.
Lalu apakah ini tanda era dominasi otomotif Amerika mulai runtuh atau justru sinyal bahwa Cina akan jadi pemimpin baru dunia electric vehicle.
Hanya dengan satu mobil murah BYD Seagull, industri otomotif Amerika sudah mulai panik mobil listrik mungil ini dibanderol setara motor matic premium tapi dibekali fitur modern dan teknologi baterai yang bikin kaget.
Tanpa suara bising tanpa sorotan besar BYD Seagull pelan-pelan mulai masuk ke negara-negara berkembang termasuk Indonesia dan kabar buruknya bagi Amerika mobil ini laku keras bahkan sebelum masuk showroom.
Sementara itu pabrikan mobil Amerika seperti Ford, Chevrolet, hingga Tesla harus berurusan dengan tarif tinggi, regulasi ketat, dan krisis semikonduktor yang belum selesai akibatnya produksi lambat harga jual tinggi dan pasar luar negeri makin sulit dijangkau.
Disisi lain BYD dan pabrikan Cina lainnya justru bergerak bebas dengan subsidi besar-besaran dari pemerintah dan strategi ekspansi yang agresif.
Ini bukan cuma soal mobil, cina juga sudah lama menguasai pasar elektronik konsumen, panel surya, logam tanah jarang bahkan baja murah yang membanjiri pasar global.
Amerika yang dulu jadi raja industri kini terpaksa mengandalkan impor untuk banyak sektor penting, setiap langkah Cina di sektor-sektor ini membuat ekonomi AS makin sulit bernapas.