"Kementerian memerintahkan Toyota, Mazda dan Yamaha untuk menangguhkan pengiriman beberapa kendaraan," kata kementerian kemarin.
"Inspeksi akan dilakukan di kantor pusat Toyota di prefektur Aichi pada hari Selasa," dimuat laman itu lagi.
Meski penarikan baru dilakukan Toyota, rivalnya Mazda misalnya, telah menangguhkan pengiriman mobil sport Roadster RF dan hatchback Mazda2 mulai Kamis pekan lalu.
Ini setelah menemukan pekerjanya memodifikasi hasil pengujian perangkat lunak kontrol mesin.
Mereka juga menemukan uji tabrak pada model Atenza dan Axela, yang sudah tidak diproduksi lagi, telah dirusak dengan menggunakan pengatur waktu.
Ini untuk menyalakan kantung udara selama beberapa uji tabrakan depan, alih-alih mengandalkan sensor on-board untuk mendeteksi tabrakan.
Merk lain Yamaha mengatakan telah menghentikan pengiriman sepeda motor sport.
Honda juga mengatakan telah menemukan kesalahan dalam uji kebisingan dan keluaran selama lebih dari delapan tahun hingga Oktober 2017 pada sekitar dua lusin model yang tidak lagi diproduksi.
Perlu diketahui, pengungkapan ini sebenarnya muncul setelah kementerian meminta produsen mobil pada akhir Januari untuk menyelidiki permohonan sertifikasi menyusul skandal uji keselamatan di unit mobil kompak Toyota Daihatsu. Kasus muncul tahun 2023 lalu.
Skandal-skandal yang terjadi di kalangan produsen mobil terbukti menjadi masalah yang menyedihkan bagi pemerintah, yang sebaliknya mendapat pujian dari para investor dan eksekutif atas reformasi perusahaan yang dilakukannya.
Juru bicara pemerintah Jepang, Yoshimasa Hayashi, menyebut pelanggaran tersebut "sangat disesalkan".***