Perkembangan teknologi sistem penyimpanan energi khususnya teknologi baterai, membuat penggunaan kendaraan listrik menjadi populer kembali belakangan ini.
Electro mobility (E-mobility) adalah istilah umum untuk pengembangan transportasi bertenaga listrik untuk beralih dari penggunaan bahan bakar fosil, dan untuk mengurangi emisi gas karbon.
Keunggulan utama e-mobility ini adalah efisiensi yang sangat tinggi dengan emisi karbon rendah.
Electric Vehicle (EV) sangat mungkin menjadi salah satu alternatif dalam pengelolaan energi yang berkelanjutan.
EV sendiri merupakan kendaraan yang menggunakan aliran listrik 100% dengan menggunakan baterai elektrik yang perlu diisi ulang. Selain EV, ada kendaraan hybrid dan plug in hybrid juga.
Tingkat efisiensi kendaraan terlihat dari emisi CO2 yang dihasilkan. Tingkat efisiensi dari ketiga jenis E-mobility diatas ditunjukkan oleh perbandingan berikut:
Kendaraan Hybrid, menggunakan mesin konvensional yang tidak memiliki plug in charging pada mobilnya dan masih menggunakan bahan bakar petrol pada umumnya.
Kendaraan hybrid turut menghasilkan listrik melalui passive charging pada mesin konvensional. Emisi karbon CO2 yang dihasilkan berkisar antara 70-80 gram/km.
Kendaraan Plug in hybrid, merupakan kombinasi antara mesin konvensional dengan small electric motor dan small high voltage battery.
Artinya kendaraan ini masih bisa menggunakan bahan bakar petrol, namun juga menggunakan baterai elektrik. Emisi karbon CO2 yang dihasilkan berkisar antara 45-50 gram/km.
Perkembangan Hybrid dan EV tidak hanya sampai disitu, keduanya berkembang menjadi Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV). Kendaraan dengan teknologi PHEV mendapatkan dua sumber tenaga yakni bahan bakar minyak dan listrik.
Berbeda dengan hybrid, PHEV mendapatkan asupan daya battery melalui pengisian daya yang dihubungkan langsung ke sumber listrik seperti EV.
Namun, teknologi ini juga masih menggunakan mesin konvensional. Pada situasi tertentu, kedua sumber tenaga tersebut dapat bekerja beriringan sehingga menghasilkan tenaga lebih besar.
Meskipun mobil listrik memiliki beberapa keuntungan potensial seperti yang telah disebutkan di atas, tapi penggunaan mobil listrik secara meluas memiliki banyak hambatan dan kekurangan.
Sampai pada tahun 2011, harga mobil listrik masih jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan mobil bermesin pembakaran biasa dan kendaraan listrik hybrid karena harga baterai ion litium yang mahal.