Terungkap Alasan Toyota Rush Disuntik Mati Awal Tahun 2024, Ada Generasi Baru?

photo author
- Rabu, 10 Januari 2024 | 16:51 WIB
Mobil Perodua Aruz. Foto: Istimewa
Mobil Perodua Aruz. Foto: Istimewa

iNSulteng – Toyota Rush disuntik mati khusus untuk generasi 2 yang diluncurkan pada tahun 2017 silam.

Toyota Rush generasi 2 ini merupakan Toyota Rush yang ada di beberapa negara di dunia.

Misalnya di Malaysia, India, Filipina hingga negara tetangga Singapura ada kendaraan ini.

Baca Juga: Sekjen SPI Lantik Pengurus DPD Dan DPC Se-Sulawesi Tengah, Menangkan Prabowo Gibran Di Pilpres 2024!

Baca Juga: DAFTAR 5 Orang Terkaya di Kalimantan, Termasuk Haji Isam dan Abdul Rasyid!

Melansir CNNIndonesia.com, UMW Toyota Motor (UMWT) atau agen pemegang merek Toyota di Malaysia mengumumkan Rush dihentikan produksinya di Malaysia pada Jumat (5/1). Lalu apa yang menjadi alasan disetopnya produksi di Malaysia?

Selain produksi disetop nama Rush juga sudah dihapus dari situs resmi perusahaan yang artinya sudah tak lagi dijual secara resmi.

Tidak ada penjelasan lebih dalam soal penghentian produksi Rush di Malaysia, namun UMWT sudah mengonfirmasi hal itu pada media lokal.

Menurut media Malaysia, Paultan, Rush disuntik mati karena rendahnya penjualan, meskipun tak ada data yang disampaikan. Terlebih kini konsumen cenderung memilih SUV tujuh penumpang produksi Perodua, Aruz.

Aruz adalah model kembar Rush di Malaysia, terapan ini mirip Daihatsu Terios di Indonesia. Walau Rush kini tiada, penjualan Aruz tetap dilanjutkan.

Rush tujuh penumpang diproduksi Perodua, produsen mobil Daihatsu di Malaysia. Lokasi produksi di Rawang bersamaan Aruz.

Rush adalah SUV kelas menengah yang dibekali mesin bensin 1.500 cc 2NR-VE. SUV yang punya sasis mirip model lama Toyota Avanza penggerak roda belakang ini bisa menghasilkan tenaga 103 hp dan torsinya mencapai 136 Nm.

Usia Rush saat ini terbilang sepuh bila dihitung dari siklus model lima tahunan pada umumnya.

Model ini sudah memasuki usia enam tahun dan platform yang digunakannya sudah lebih dari satu dekade.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Situr Wijaya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X