Waspada! Kemenkes Prediksi Puncak Omicron di Indonesia Semakin Dekat

photo author
- Rabu, 16 Februari 2022 | 15:08 WIB
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers. (Foto: PMJ News/YouTube Kemenkes).
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers. (Foto: PMJ News/YouTube Kemenkes).

iNSulteng- Prediksi terkait puncak Covid-19 varian Omicron di Indonesia diprediksi oleh Kementerian Kesehatan tak akan lama lagi segera tiba. Ini mengacu pada Covid-19 DKI Jakarta yang dalam empat hari ini menurun signifikan.

Belajar dari pola gelombang Delta tahun lalu, wilayah-wilayah luar Jawa Bali baru akan mengalami kenaikan kasus ketika wilayah Jawa-Bali, termasuk DKI Jakarta, mengalami penurunan.

"Kita memperkirakan 60-70 persen kasus dari DKI Jakarta dan DKI Jakarta terjadi penurunan, maka kemungkinan kita sudah mendekati puncak kasus Omicron ini," terang juru bicara vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, Rabu 16 Februari 2022.

Baca Juga: Meledak! Sebanyak 22.786 Orang Terpapar Omicron di Kota Tangsel

Baca Juga: Hadapi Kenaikan Pasien Omicron, Pemerintah Siap Tambah RS-Telemedicine

"Kita tetap harus waspada. Bagaimanapun juga, puncak kasus itu sangat tergantung dengan upaya-upaya yang kita lakukan. Termasuk upaya deteksi dini, kemudian protokol kesehatan kita. Ini yang menjadi catatan kita," lanjutnya.

Diingatkan Nadia, penambahan kasus baru Covid-19 masih akan terjadi pada tiga hingga empat pekan ke depan, khususnya di luar wilayah Jawa-Bali. Belajar dari pola gelombang varian Delta tahun lalu, peningkatan kasus Covid-19 secara signifikan baru terjadi di luar wilayah Jawa-Bali ketika wilayah Jawa-Bali mulai mengalami penurunan kasus.

"Penambahan kasus bisa terjadi karena saat ini memang cakupan kasus di Jawa-Bali itu sudah terlihat mulai terjadi peningkatan dan kita tahu, tiga sampai empat minggu kemudian peningkatan kasus akan terjadi di luar Jawa-Bali,” jelasnya.

"Dari varian Delta, tentunya artinya menjadi kewaspadaan kita kalau Jawa-Bali sudah ada tren penurunan kasus. Non Jawa-Bali seharusnya tetap memperkuat protokol kesehatan dan memastikan tracing betul-betul dilaksanakan," tutup Nadia.***

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Situr Wijaya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X