iNSulteng - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sejumlah pandangan dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di gedung Sekretariat ASEAN Jakarta pada Sabtu, 24 April 2021.
Presiden Jokowi menyampaikan beberapa perkembangan situasi di Myanmar yang dinilai harus segera dihentikan dan tidak boleh terjadi secara terus menerus.
“Saya menyampaikan beberapa hal, pertama perkembangan situasi di Myanmar adalah sesuatu yang tidak dapat diterima dan tidak boleh terus menerus berlangsung,” jelasnya dalam konferensi pers secara daring di Sekretariat ASEAN.
Baca Juga: Kondisi Kru KRI Nanggala-402 Belum Bisa Diprediksi
Menurut Presiden Jokowi, kekerasan harus dihentikan dan demokrasi, stabilitas serta perdamaian di Myanmar segera dikembalikan.
“Kepentingan rakyat Myanmar harus selalu jadi prioditas,” jelasnya.
Untuk mengembalikan kepentingan rakyat, Jokowi menyampaikan pentingnya pemimpin militer Myanmar berkomitmen.
Pertama, permintaan penghentian penggunaan kekerasan dari militer Myanmar. Pada saat yang sama, seluruh Negara harus menahan diri, sehingga ketengan dapat terjaga.
Kedua, perlu ada proses dialog yang inklusif. Kemudian tahanan politik harus segera dileparkan serta dorongan untuk dialog semua pihak di Myanmar.
Baca Juga: Pengamat Paparkan Alasan Kenapa KKB Bisa Dijerat dengan Pidana Terorisme
Ketiga, meminta komitmen militer Myanmar untuk membuka akses bantuan kemanusiaan dari ASEAN yang dikoordinir oleh Sejkend ASEAN bersama AH Center.
Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi juga menyatakan Indonesia siap mengawal tindak lanjut dari komitmen tersebut agar krisis politik di Myanmar segera teratasi.
“Kita bersykur apa yang disampaikan Indonesia ternyata sejalan dengan yang disampaikan para pemimpin ASEAN, sehingga dapat dikatakan telah mencapai konsensun,” jelasnya.***