iNSulteng - Bandan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) saat ini merasa menghadapi tantangan untuk menyampaikan informasi peringatan dini agar masyarakat lebih waspada.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati Dwikorita di Jakarta, Jumat 24 April 2021.
Ia mengatakan peringatan dini yang dikeluarkan pihaknya tidak selalu menarik maupun mendapat perhatian masyarakat, contohnya saat mengeluarkan peringatan dini dampak Siklon Tropis Seroja.
Baca Juga: DPR Mengecam Kepala Daerah Bila Tak Mendukung Aturan Larangan Mudik
"Ada pakar sosial media yang menganalisis saat peringatan dini dikeluarkan, menjadi tren yang naik. Tapi kemudian kalah dengan trendingnya pernikahan Atta-Aurel, jadi peringatan dini dianggap tidak menarik," kata Dwikorita.
Kasus lainnya saat BMKG mengeluarkan peringatan dini akan cuaca ekstrem Jakarta, namun tidak mendapat perhatian masyarakat meski telah diumumkan baik seminggu sebelum maupun tiga hari sebelum hujan lebat terjadi.
"Tetapi begitu Kedutaan Amerika menggunakan data BMKG untuk memberikan peringatan dini dengan karena bahasa Inggris, semuanya tertarik," kata dia.
Adapun tantangan lainnya adalah bagaimana BMKG melawan timbulnya hoaks yang beredar di masyarakat tentang potensi bencana.
Selanjutnya, diakui Dwikorita, kendala berikutnya yakni peringatan dini yang dikeluarkan bisa jadi sangat terlambat, atau tidak bisa sampai ke masyarakat lantaran kerusakan infrastruktur telekomunikasi.
Baca Juga: JKT48 Dapat Penghargaan Misi Diplomatik Reiwa
Selain itu tantangan berikutnya saat petugas yang ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tidak ada di lokasi sistem peringatan dini, sehingga peringatan tidak tersampaikan.
Oleh karena itu, Dwikorita berupaya membuat agar peringatan disini dapat lebih menarik, sehingga dapat langsung menjadi informasi penting bagi masyarakat untuk tanggap terhadap bencana. ***