iNSulteng - Marcus Rashford, seorang bintang yang kini terlupakan dengan tidak memiliki masa depan di MU
Marcus Rashford mendapatkan kesempatan dari Louis Van Gaal di musim 2016 dengan menjadi anggota skuad utama Manchester United di usia 18 tahun.
Marcus Rashford menjadi pemain termuda ketiga yang mencetak gol di Liga Premier bersama Manchester United.
Baca Juga: Pemerintah Diminta Evaluasi Formula Penetapan Harga BBM
Baca Juga: Truk angkutan Barang Nonpangan Mulai dihentikan di Palembang
Marcus Rashford merupakan contoh di dalam dan di luar lapangan, ia telah menjadi juru kampanye melawan rasisme, buta huruf, kemiskinan anak dan perang melawan kelaparan.
Dia diangkat menjadi Anggota Ordo Kerajaan Inggris setelah membantu memberi makan lebih dari 1,3 juta anak.
Rashford ditakdirkan untuk menjadi bintang, tetapi dampaknya telah memudar selama setahun terakhir.
Kekalahan di final Liga Europa melawan Villarreal dan gagal mengeksekusi penalti melawan Italia di final Euro 2020 menandai awal dari turunnya pamor dia.
Kegagalannya mengeksekusi pinalti melawan Azzurri di Euro 2020, usai masuk ke lapangan pada menit ke-119, menyebabkan salah satu momen paling tidak menyenangkan dalam karirnya.
Karena di media sosial dipenuhi dengan penghinaan rasis terhadapnya, Jadon Sancho dan Bukayo Saka.
Rashford mengalami cedera bahu kiri pada November 2020 dan bermain sepanjang paruh kedua musim 2020-2021 dengan tidak nyaman.
Lebih buruk lagi, melawan Manchester City pada Januari 2021, ia mengalami cedera ligamen di kaki kanannya.
Rashford memutuskan untuk menjalani operasi setelah bermain 57 pertandingan, mencetak 21 gol dan memberikan 15 assist di musim lalu.
