Klaim akan Kuasai Industri Mobil Listrik Dunia, Indonesia Belum Bisa Yakinkan Elon Musk

photo author
- Sabtu, 30 April 2022 | 09:12 WIB
Ilustrasi mobil listrik (Net)
Ilustrasi mobil listrik (Net)

iNSulteng - Setelah beberapa waktu lalu Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan pemilik perusahaan mobil listrik Tesla, Elon Musk. Serta adanya rencana percepatan kendaraan elektrifikasi di Indonesia, giat pemerintah terus merayu produsen mobil listrik dunia masuk ke tanah air dengan jaminan nickel sebagai sumber bahan baterainya.

Terlepas dari rencana pemerintah yang ingin menjadi negara sebagai penguasa industri baterai, ternyata ada beberapa hal yang direncanakan oleh Kementerian Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM).

Sebelumnya, Menteri BKPM telah mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan pembangunan pabrik komponen baterai mobil listrik oleh pengusaha dari Korea Selatan yang rencananya akan dimulai pada awal bulan Mei 2022.

Baca Juga: Ramai Mudik Lebaran, Kai Tercatat Sudah Jual 1,7 Juta Tiket Kereta Api Jarak Jauh Hingga Kemarin

Baca Juga: Ini Identitas 12 Emak-Emak Penambang Emas di Mandailing Natal yang Tewas Tertimbun Longsor

Hal itu dikonfirmasi oleh Sekretaris BKPM, Ikmal Lukman bahwa saat ini pemerintah sedang mempersiapkan beberapa strategi untuk menangani hal tersebut.

BKPM menginginkan Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam bisnis tersebut. Bukan hanya sebagai pemasok bahan mentah yang dimanfaatkan oleh Negara lain.

“Kita tidak mau selama ini hanya sebagai pengekspor barang mentah. Kita ingin ada nilai tambah untuk baterai listrik ini. Mungkin kita bisa dapatkan ini tambahnya sekitar enam 6,1 sampai 8 kali kalau kita sampai dengan mobil listriknya malah 11 kali,” ujar Ikmal seperti dilansir iNSultengCom dari kanal YouTube CNBC Indonesia pada Kamis, 28 April 2022.

BKPM sedang berusaha untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam dalam negeri untuk meningkatkan nilai tambah.

 “Kita membuat sistem ekosistem yang mulai dari nickel ore pertambangannya, kemudian smeltingnya, prekursornya, chute nya, baterai soal, baterai listriknya, industri packing baterai listriknya, sampai dengan mobil listriknya serta recycle,” tambah Ikmal Lukman.

Menurut catatan BKPM, nilai tambah sudah mencapai 7. Kemudian juga sudah ada dua perusahaan besar yang melakukan kerjasama dengan Indonesia dalam pengelolaan nikel.

“Nah yang sudah konfirm kemarin ini yang sudah pasti itu adalah LG dan CATL. Nah dia sudah konfirmasi dan bahkan LG sudah phone baterai listriknya duluan,” tutur Ikmal.

Terkait nilai investasi yang berjalan, Ikmal menuturkan bahwa LG sudah melakukan investasi sebesar US$9,58 miliar atau sekitar Rp142 triliun yang mencakup smelter, prekusor, chute, baterai listrik dan mobil listrik.

Saat ditanya tentang persaingan industri nikel dunia, Ikmal cukup optimis jika melihat perkembangan industri hari ini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Situr Wijaya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X