iNSulteng - Rusia melanjutkan pengebomannya terhadap kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv pada Selasa 1 Maret 2022.
Serangan itu juga membuat penduduk di Kyiv mengungsi agar terhindar dari serangan pasukan Rusia yang menyasar ibu kota Ukraina.
Saat konvoi besar Rusia menuju Kyiv, PBB mengatakan lebih dari 660.000 pengungsi telah melarikan diri ke negara-negara tetangga dalam waktu kurang dari seminggu.
Baca Juga: Hilang Kendali, Mobil WNA China Tabrak Tiang dan Terguling di Jaksel
Baca Juga: Ramalan Zodiak Rabu 2 Maret 2022: Capricorn, Aquarius dan Pisces, Siap-siap Hadapi Tekanan
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Rusia harus "pertama-tama berhenti mengebom orang" sebelum pembicaraan damai dapat dimulai.
Dilansir dari Channel News Asia, Rusia juga membom sebuah menara TV di ibu kota Ukraina pada Selasa 1 Maret 2022 dan menghujani kota Kharkiv.
Pemerintah Moskow mengintensifkan pengebomannya di daerah perkotaan Ukraina dalam perubahan taktik pada hari keenam invasi militer di Ukraina.
Kementerian pertahanan Rusia mendesak warga Kyiv untuk melarikan diri dan mengatakan akan menyerang daerah yang tidak ditentukan yang digunakan oleh dinas keamanan dan komunikasi Ukraina.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Rusia harus menghentikan pengeboman yang bisa membunuh warga sipil, sebelum pembicaraan damai dilanjutkan, katanya di kompleks pemerintah yang dijaga ketat di Kyiv.
Dalam wawancara bersama dengan Reuters dan CNN, Zelenskyy juga mendesak anggota NATO untuk memberlakukan zona larangan terbang untuk menghentikan angkatan udara Rusia, sesuatu yang telah dikesampingkan oleh aliansi militer.
Zelenskyy muncul hanya mengenakan pakaian kaos sederhana tanpa bercukur mengatakan bahwa sebuah rudal Rusia telah menghantam sebuah menara TV di dekat situs peringatan Holocaust Babyn Yar di Kyiv, menewaskan sedikitnya lima orang sipil.
Baca Juga: Viral! Video Mesum di NTT, Sang Wanita Terungkap, Ternyata...
Baca Juga: 20 Kawasan di Kota Serang Tergenang Banjir, Ketinggian Air Capai 60 Cm