iNSulteng - Timor Leste belakangan jadi perbincangan publik lantaran isu akan gabung kembali ke Indonesia, namun isu itu belum diketahui kebenarannya.
Sewaktu Timor Timur (Timor Leste) memerdekakan diri, ada dua kubu yang terpecah di sana.
Satu kubu Pro-Integrasi ke Indonesia, kubu lainnya ingin merdeka. Waktu itu pemerintah Jakarta memberi dua pilihan usai Referendum memilih Timor Timur merdeka, mengungsi ke Kupang atau ikut Xanana Gusmao.
Baca Juga: Timnas U-19 Indonesia Gigit Jari, Toulon Tournament Resmi Dibatalkan
Baca Juga: Pendaftaran BLT BPUM Untuk UKM Dibuka Kembali, Ini Jadwalnya
Akhirnya perbedaan pendapat ada, layaknya Jerman Barat- Timur, ada yang mengungsi ke Indonesia namun tak sedikit pula tinggal di Timor Leste. Kisah usang itu sudah berlalu, kini kedua negara hidup damai dan rukun saling menghormati.
Namun ada kisah menarik dimana seseorang bernama Muhajir Hornai Bello (42) yang asli Timor Timur memilih mengungsi ke Indonesia. Diwawancarai oleh ABC Australia, Muhajir menceritakan bagaimana ia bisa memilih mengungsi ke Indonesia.
Pasca referendum 1999 Muhajir bersama 1000 orang lebih eks Timor Timur dengan menaiki KRI milik TNI AL, hijrah.
"Kira-kira ada seribu lebih orang di kapal itu," kata Muhajir seperti dilansir iNSulteg.com dari abc.net.au.
Baca Juga: Timnas U-19 Indonesia Gigit Jari, Toulon Tournament Resmi Dibatalkan
"Semua pengungsi itu berasal dari beberapa kabupaten yang pro-integrasi mereka mengungsi bersama, ada 3 kapal perang TNI (yang digunakan mengangkut pengungsi) seingat saya," bebernya.
Nuhajir mengaku sedih harus berpisah dari keluarganya yang memilih tinggal di Timor Leste.
"Sedih rasanya karena saya pisah dengan keluarga," ujar Muhajir.