Jaksa Agung Guinea Ekuatorial Nzang Nguema mengomentari skandal tersebut, mengklarifikasi bahwa hubungan suka sama suka tanpa paksaan bukanlah tindak pidana menurut hukum saat ini.
Namun, ia menyuarakan kekhawatiran atas risiko kesehatan masyarakat dan menekankan pentingnya lingkungan yang mendukung untuk melaporkan setiap kejadian pertemuan atau pelecehan yang tidak suka sama suka.
Jaksa Agung juga mencatat potensi risiko penyakit menular seksual yang timbul dari dugaan aktivitas Engonga, yang menambah urgensi tanggapan pemerintah.
HINGGA PRESIDEN ANGKAT BICARA
Setelah skandal tersebut, pemerintah dengan cepat memberlakukan penangguhan pejabat yang terlibat dalam perilaku seksual apa pun di dalam kantor kementerian sebagai bagian dari sikap "tanpa toleransi" yang lebih luas terhadap perilaku yang membahayakan kepercayaan publik.
Wakil Presiden Teodoro Nguema Obiang Mangue mengutuk tindakan tersebut dalam sebuah pernyataan di X (sebelumnya Twitter).
"Etika dan rasa hormat merupakan hal mendasar dalam Pemerintahan kita," katanya. Ia juga menegaskan kembali komitmen negara untuk menegakkan integritas layanan publik.
Setelah kasus ini terungkap ke publik, dilaporkan media Ghpage, istri Engoga mengalami guncangan berat hingga harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Engonga sendiri, seperti dikutip dari Ghanaweb, tidak mengakui perbuatannya. ***