Kortisol Tinggi: Gejala, Penyebab, dan Kapan Harus Periksa ke Dokter

photo author
- Senin, 26 Mei 2025 | 05:00 WIB
Ilustrasi kortisol (lybms.com)
Ilustrasi kortisol (lybms.com)

iNSulteng - Kadar kortisol yang tinggi, juga dikenal sebagai sindrom Cushing atau hiperkortisolisme, dapat disebabkan oleh stres, masalah pada kelenjar hipofisis atau adrenal, atau efek samping obat-obatan tertentu.  

Kondisi ini ditandai oleh berbagai gejala yang seringkali tidak spesifik, sehingga memerlukan pemeriksaan medis untuk diagnosis yang akurat.

Gejala Umum:  

Kenaikan berat badan (terutama di wajah dan perut), jerawat, penipisan kulit, mudah memar, wajah memerah, perbaikan luka yang lambat, kelemahan otot, kelelahan, mudah tersinggung, kesulitan berkonsentrasi, tekanan darah tinggi, dan sakit kepala.

Baca Juga: Khusus Ibu-Ibu! Simak Tiga Langkah Ini Agar Bibir Tidak Kering Karena Sering Memakai Lipstik!

Baca Juga: 12 Daftar Makanan Yang Bikin Kulit Kamu Sehat Kencang Secara Alami

Penyebab Utama:

- Stres kronis

Paparan jangka panjang terhadap stres menyebabkan pelepasan kortisol yang berlebihan.

- Gangguan kelenjar hipofisis

Tumor atau masalah pada kelenjar hipofisis dapat menyebabkan produksi ACTH (hormon adrenokortikotropik) yang berlebihan, merangsang kelenjar adrenal untuk menghasilkan lebih banyak kortisol.

- Tumor kelenjar adrenal

Tumor jinak atau ganas pada kelenjar adrenal dapat menghasilkan kortisol secara berlebihan.

- Efek samping obat

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Eko Andalas

Tags

Rekomendasi

Terkini

Awas Salah! Ini Waktu Ideal Mencuci AC, Yuk Simak!

Selasa, 5 Agustus 2025 | 20:01 WIB
X