Berikutnya, perairan selatan Jawa Timur – P. Sumba, Selat Bali – Lombok – Alas bagian selatan, perairan selatan P. Sawu – Kupang – P. Rotte, Laut Sawu bagian selatan.
Lalu, Samudra Hindia selatan P. Sumba – P. Rotte, Laut Natuna utara, Laut Flores bagian timur, perairan timur Kep. Wakatobi, perairan Menui Kendari bagian timur, Laut Banda, perairan selatan P. Buru – P. Seram, perairan Kep. Sermata – Kep. Letti, perairan selatan Kep. Kei – Kep. Aru, Laut Arafuru bagian timur, perairan Jayapura – Sarmi, Samudra Pasifik utara Papua.
Berikutnya, gelombang yang lebih tinggi kisaran 4,0 - 6,0 meter berpeluang terjadi di perairan Enggano – Bengkulu, perairan barat Lampung, Samudera Hindia barat Kep. Mentawai – Lampung, dan Selat Sunda bagian selatan dan barat.
Baca Juga: Pencairan BSU Gaji Rp1 Juta Batas Oktober 2021, Lengkapi Syarat Ini
Baca Juga: Banjir Terjang Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
Berlanjut, perairan selatan Banten – Jawa Tengah, Samudra Hindia selatan Banten – NTB, perairan selatan Kep. Babar – Kep. Tanimbar, Laut Arafuru bagian barat dan tengah.
BMKG menambahkan, potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.
Karena itu, BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m).
Kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m), kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m), dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m).
“Mohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” imbau BMKG. ***