Masya Allah! Kisah Penyuluh Agama Memperdengarkan Keindahan Al-Qur'an Pada Anak Tuna Rungu

photo author
- Jumat, 8 Januari 2021 | 12:29 WIB
Penyuluh Agama Islam (PAI) Kanwil Kemenag Gorontalo Riska Duduti, saat menyaksikan anak bimbingannya yang memiliki disabilitas tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kabupaten Gorontalo.  (Kemenag.go.id)
Penyuluh Agama Islam (PAI) Kanwil Kemenag Gorontalo Riska Duduti, saat menyaksikan anak bimbingannya yang memiliki disabilitas tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kabupaten Gorontalo. (Kemenag.go.id)

iNSulteng - Al-Qur’an diturunkan bagi umat muslim agar menjadi petunjuk hidup. Bukan hanya sekedar kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, Al-Qur’an juga merupakan mukjizat yang dikaruniakan oleh Allah SWT. 

Keindahan Al-Qur’an bukan saja dapat kita temui dari susunan bahasanya, tapi juga kala ayat-ayat Allah itu dilantunkan. Allah SWT dalam Qur’an Surat Al-A’raf ayat 204 pun berfirman: 

Baca Juga: Acara Kopi Viral Heboh Muncul Artis mirip mendiang Julia Perez (Jupe), Melaney : Mirip Banget

“Dan apabila dibacakan A-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat” (QS. Al-A’raf:204). 

Namun, tidak semua umat muslim beruntung dapat mendengarkan keindahan lantunan ayat-ayat Al-Qur’an. Hal ini yang mengusik Penyuluh Agama Islam (PAI) Kanwil Kemenag Gorontalo Riska Duduti, saat menyaksikan anak bimbingannya yang memiliki disabilitas tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kabupaten Gorontalo. 

Hatinya makin terenyuh ketika mendengarkan curahan hati orang tua penyandang tunarungu. “Ada yang bercerita, rumahnya dekat masjid. Setiap sore ia menyaksikan anak-anak berjalan memegang Qur’an untuk belajar mengaji.

Baca Juga: BLT UMKM Rp2,4 Cair Bulan Ini, Buruan Daftar ke Kantor Ini

Sementara orang tua ini hanya dapat membatin, ‘Ya Allah, kapan anak saya bisa seperti mereka? Cuma anak saya yang tidak seperti mereka’. Ibu ini bercerita ke saya sambil menangis,” tutur Riska mengawali kisahnya saat ditemui di Kanwil Kemenag Gorontalo, Rabu 30 Desember 2020.

Sebagai penyuluh agama, Riska pun tergerak untuk mulai memperdengarkan keindahan Al-Qur’an kepada anak-anak tuna rungu ini.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 12 Dibuka?, Begini Mekanisme Agar Cair Rp2.4 Juta

“Saya termotivasi untuk memperjuangkan mereka. Prinsip saya, kita kan hamba Allah dan ummat Nabi yang sama. Kita punya hak yang sama dong untuk belajar. Kita punya hak untuk mendapatkan hidup yang layak,” tuturnya.

Sebelumnya, Riska menuturkan, penyuluh agama islam memang memiliki program untuk datang ke SLB. “Penyuluh punya program kerja berupa bimbingan di SLB. Kita sering ke SLB. Programnya tausyiah. Saya melihat ada yang berbeda. Hanya sebatas inikah yang diketahui anak-anak? Padahal, mereka sama dengan kita yang bisa mendengar,” ungkapnya bersemangat.

Baca Juga: Renca Gisel Jalani Pemeriksaan Sebagai Tersangka Video Mesum Hari Ini

Penyuluh Ahli Muda ini pun berniat mengajarkan anak-anak tuna rungu agar bisa membaca Al-Qur’an. Ia berkoordinasi dengan koleganya yang memiliki perhatian terhadap penyandang disabilitas. Usai didapati kata sepakat, Riska menyampaikan sosialisasi kepada orang tua yang sehari-hari mendampingi anak-anak di SLB.

“Setelah saya tanya ke orang tuanya, banyak anak yang tidak bisa membaca Al-Qur’an. Tuna netra kan ada Qur’an Braille. Ada kamusnya. Mereka bisa cepat belajar dan bisa mengandalkan rekaman. Sementara anak tuna rungu tidak demikian. Para guru pun sulit mengajarkan anak tuna rungu agar bisa membaca Al-Qur’an. Mereka bingung mau mulai dari mana,” tambah Riska.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Marhum

Tags

Rekomendasi

Terkini

X