iNSulteng - Sebagian publik di Tanah Air tengah ramai menyoroti kasus ratusan siswa di Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang mendadak jatuh sakit yang diduga setelah selesai menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Mual, pusing, hingga muntah-muntah diketahui telah dialami para korban yang terjadi hanya beberapa jam setelah jam makan siang dalam program MBG di sekolahnya.
Suasana sekolah yang semula riuh berubah panik ketika satu per satu pelajar harus dilarikan ke puskesmas, rumah sakit, hingga posko darurat.
Di sisi lain, jumlah korban yang awalnya belasan, dengan cepat melonjak menjadi puluhan.
Menjelang tengah malam pada hari yang sama, angka itu menembus ratusan, membuat tenaga medis kewalahan. Orang tua yang datang ke lokasi pun tak kuasa menahan cemas melihat anak-anak mereka terbaring lemah di rumah sakit.
Berkaca dari hal itu, Program MBG yang seharusnya membawa harapan untuk memperbaiki gizi siswa justru menorehkan luka bagi sebagian anak sekolah di KBB.
Terkini, Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi juga telah menanggapi ihwal kasus keracunan imbas menu program MBG yang diduga tak layak konsumsi di wilayahnya.
Dalam hal ini, Dedi menyatakan pihaknya akan segera melakukan evaluasi menyeluruh terkait Program MBG di lingkungan sekolah, terkhusus di wilayah KBB.
“Ya kita gini deh, saya minggu depan mengundang kepala MBG yang membidangi di wilayah Jawa Barat untuk melakukan evaluasi secara paripurna," ujar Dedi kepada awak media di Bandung, pada Selasa, 23 September 2025.
"(Hal ini) secara terbuka agar berbagai problem yang terjadi, keracunan siswa tidak terulang lagi,” imbuhnya.
Lantas, bagaimana awal mula atau kronologi kejadian nahas yang menimpa ratusan siswa di KBB imbas menu MBG yang diduga tidak layak konsumsi tersebut? Berikut ini ulasan selengkapnya.
Lonjakan Korban dalam Hitungan Jam