iNSulteng - Bupati Buol Amirudin Rauf memotivasi para tenaga kesehatan usai 2 kali kejadian jemput paksa jenazah Covid-19.
Kejadian jemput paksa jenazah korban Covid-19 pada 18 Agustus dan 20 Agustus 2021, membuat tenaga kesehatan merasa syok.
Apalagi, kabar bahwa ada tenaga kesehatan yang mendapat tindakan kekerasan dari warga saat jemput paksa jenazah Covid-19.
Baca Juga: Bupati Buol Jawab Isu Pemda Sengaja Covidkan Pasien Demi Dana 300 Juta
Baca Juga: Forkopimda Buol Gelar Konferensi Pers, Tepis Isu Terkait Jenazah Covid-19 yang di Jemput Paksa
Bupati Buol Amirudin Rauf tampak merasakan apa yang dialami para tenaga kesehatan yang bekerja menangani pasien Covid-19.
Hal itu disampaikan Bupati Buol Amirudin Rauf saat memimpin apel bersama jajaran pengurus UPT RSUD Mokoyurli, dokter umum, dokter spesialis dan seluruh tenaga kesehatan.
Apel dilakukan di halaman depan UPT RSUD Mokoyurli Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah pada Sabtu, 21 Agustus 2021.
Baca Juga: Lagi, Jemput Paksa Jenazah Covid-19 di Buol Terulang Lagi, Begini Kronologinya
Baca Juga: Pasien Covid-19 di Buol Dijemput Paksa Keluarga, Fasilitas RSUD Mokoyurli Dirusak
Bupati Buol Amirudin Rauf mengaku jika mau jujur, bahwa tenaga kesehatan mesti mendapat penghargaan yang tinggi.
Namun, justru perlakuan yang tidak mengenakkan didapatkan saat menjalani tugasnya sebagai tenaga kesehatan.
"Saya paham bagaimana perjuangan kalian (nakes), kalian adalah garda terdepan dalam perang melawan Covid-19," ungkapnya.
Baca Juga: Cek Penerima BSU Guru Honorer, Segera Cair Rp1,8 Juta dari Kemendikbud