iNSulteng - Dalam upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah di sektor pariwisata, Pemerintah Propinsi Sulawesi Tengah mengelar Dialog Lokakarya 2025 bertempat di Swiss-Belhotel Palu pada hari Selasa, 05 Agustus 2025.
Kegiatan dialog tersebut juga dihadir oleh Wali Kota Palu yang diwakili oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Palu, Rahmad Mustafa, S.STP., M.Si.
Adapun dialog strategis tersebut mengangkat tema “Berani Harmoni: Wujudkan Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sulawesi Tengah yang Berkelanjutan dan Inklusif”, yang menjadi wadah kolaborasi lintas sektor untuk mendorong sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai motor pertumbuhan ekonomi daerah.
Baca Juga: - Rahasia AC Dingin dan Hemat Listrik: Jangan Lupa Dicuci!
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tengah, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Palu Koordinator Sulawesi Tengah.
Forum ini menghadirkan sejumlah tokoh penting, seperti Deputi Bidang Industri dan Investasi dari kementerian terkait, Direktur Industri Kreatif Musik, Film dan Animasi Kementerian Pariwisata, mantan Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas, serta Rektor Universitas Tadulako.
Ketua ISEI Cabang Palu sekaligus ketua panitia kegiatan, Muzajir Tombolotutu, dalam sambutannya menyampaikan komitmen ISEI untuk terus berkontribusi dalam pembangunan daerah, meskipun di tengah keterbatasan anggaran.
“Kami ingin ikut menggerakkan ekonomi Sulawesi Tengah melalui sektor pariwisata yang inklusif,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tengah, Muhamad Irfan Sukarna, memaparkan capaian positif pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah pada triwulan I tahun 2025 yang mencapai 8,69 persen, jauh di atas rata-rata nasional sebesar 4,87 persen.
Baca Juga: Awas Salah! Ini Waktu Ideal Mencuci AC, Yuk Simak!
Namun, ia menyoroti bahwa kontribusi terbesar masih didominasi oleh sektor industri pengolahan, khususnya nikel, yang mencapai 39,34 persen dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Di sisi lain, sektor pariwisata yang tercermin dari lapangan usaha akomodasi serta makanan dan minuman, hanya memberikan kontribusi 2,32 persen.