Sebab, tidak baik jika terus dipertahankan. “Karena sebagai seorang aktor, kamu tuh kayak wadah,” jelas Putri Marino.
Setiap film, wadah itu mengisi satu karakter. Jika terdapat banyak karakter, tidak akan bisa fokus dan terjadi overwhelmed.
Untuk mengantisipasinya, terpaksa Putri Marino melepas karakter Mbak Pur pelan-pelan. Meski demikian, justru saat sedang sendirian, semua memori Mbak Pur justru teringat lagi.
Cara ekstrem Putri Marino
Putri Marino memiliki cara ekstrem dalam mendalami karakter. Semua kebiasaan yang dilakukan oleh tokoh akan dia lakukan dalam rutinitasnya juga.
Salah satunya adalah tidak meminum kopi dan hanya wedang uwuh, seperti yang dilakukan Mbak Pur.
Selain itu, selama di lokasi, Putri Marino juga tidak pernah duduk di kursi. Dia justru selalu duduk di lantai, paling pojok, dan gelap.
Saat itu, istri Chicco Jerikho itu hanya diam dan menunduk, tidak berani menatap mata orang lain.
Semua perasaa tidak enak, seperti kedukaan, rasa bersalah, dan kekesalan disimpan semua dalam dirinya.
Belum sampai di situ, Putri Marino bahkan meluangkan waktunya saat pulang dan berangkat syuting untuk menangis di kamar mandi dulu.
Dengan cara ekstrem itu, tidak heran kalau para penonton Losmen Bu Broto, termasuk Iwet akan merasakan energi Mbak Pur yang depresif dan membuatnya menangis.***