iNSulteng – Peran kubu oposisi dalam menciptakan check and balance masih menjadi topik hangat dan terus diperbincangkan.
Terutama peran kubu oposisi selama kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai tidak memiliki pengaruh cukup signifikan.
Peneliti Politik, Saiful Mujani lantas membandingkan peran oposisi saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai presiden selama dua periode.
Baca Juga: SURVEI: PDI Perjuangan Tertinggi, Kedua Gerindra dan Ketiga Golkar, Demokrat Urutan Keberapa?
Hal itu disampaikan Saiful Mujani dalam diskusi virtual Tadarus Demokrasi dan disiarkan langsung di Kanal Youtube Inisiatifnews pada Sabtu, 1 Mei 2021.
"Bersyukur di masa SBY jadi Presiden punya oposisi kuat waktu itu." Jelasnya seperti dikutip iNSulteng.com dari kanal Youtube Inisiatifnews pada Minggu, 2 Mei 2021.
Pada masa pemerintahan SBY, Siaful Mujani menilai peran oposisi dinilai cukup signifikan dengan terus memberikan kritikan kepada pemerintah.
Baca Juga: Gawat! Hasil Survei Ini Sebut Partai Ummat Berpeluang Menggerus Suara PAN
Meskipun saat itu, partai koalisi pendukung pemerintah mendukung seluruh kebijakan pemerintah. Namun dengan adanya kubu oposisi, membuat check and balances berjalan dengan baik.
“Saat itu ada kekuatan yang cukup signifikan dari Partai Hanura, PDIP dan Partai Gerindra,” jelasnya.
Setelah melihat peran oposisi saat ini, Saiful Mujani menilai sangat lemah dan tidak dapat memberikan pengaruh yang cukup signikfikan.
Baca Juga: Curiga Ada Skenario Pengkudetaan Partai Golkar, Rocky Gerung : Mengorbankan Azis Syamsuddin
Kendati saat ini masih ada PKS dan Demokrat, tapi masih kurang maksimal dalam menciptakan check and balance. Bahkan, persentase kekuatan partai koalisi pendukung pemerintah dengan oposisi sangat jauh berbeda.
“Dulu partai oposisi masih kuat. Kalau sekarang cuma ada 18 persen oposisi,” katanya.***