iNSulteng - Ketua Pengurus Bedeng Wilayah (PBW) Dewan Pertukangan Nasional (DPN) Perkasa Sulawesi Tengah Andri Gultom mengunjungi pekerja bangunan di proyek sekolah pesantren Alkhairaat, Desa Siniu, Kabupaten Parigi Moutong belum lama ini. Ia didampingi oleh Wakil Ketua PBW DPN Perkasa Sulteng Imran Latjedi.
Ketua PBW DPN Perkasa Sulteng Andri Gultom mengatakan, kehadirannya di lokasi adalah memastikan para tukang bangunan bekerja profesional dan hak haknya dipenuhi oleh pihak perusahaan penyedia jasa. Apalagi, proyek itu melibatkan penuh anggota DPN Perkasa sebagai pekerjanya.
"Saya ingin memastikan bahwa teman teman tukang bekerja profesional, haknya dipenuhi perusahaan. Dan alhamdulilah, semuanya sesuai harapan, " kata Andri, kepada media melalui pesan tertulis yang diterima iNSulteng.com Rabu 24 Februari 2021.
Baca Juga: Pikiran Rakyat Raih Gold Winner Kategori Surat Kabar Harian Regional Jawa Terbaik IPMA 2021
Baca Juga: Peresmian Inkubator Kemandirian Ekonomi dan Peluncuran Buku Menandai 1 Tahun Portal Jember Group
Ia menjelaskan, seluruh tukang bangunan se Sulteng kini memiliki rumah perkumpulan mereka yakni DPN Perkasa. Selain sebagai wadah organisasi mitra Kementerian PUPR untuk melaksanakan pelatihan dan sertifikasi, DPN Perkasa juga memiliki tanggungjawab untuk melindungi para anggotanya dalam hal keselamatan kerja maupun hak perlindungan hukum jika terjadi masalah.
"Seluruh tukang bangunan kita pastikan di berikan jaminan sosial tenaga kerja, dan bantuan hukum jika terjadi masalah. Karena profesi ini sangat berdampak pada kualitas infrastruktur kita , olehnya skil dan kualitas kerja kita akan kembangkan melalui pelatihan dan sertifikasi , " tambahnya.
Sementara itu, Romi tukang bangunan yang ditemui DPN mengaku bersyukur dengan hadirnya organisasi ini.
"Kami merasa diperhatikan pak, bahkan ketua kami memberikan support agar kami bekerja keras dan menjaga kualitas kerja, ini harapan kami, " ujarnya.
Baca Juga: Survei: Tingkat Kepuasan Terhadap Kinerja Jokowi Meningkat
Ia mengaku, dengan hadir DPN Perkasa maka ada wadah untuk para tukang bangunan dalam mengadukan hak mereka dan jaminan perlindungan kesehatan.
" Kami bersyukur pak, " kata Romi.***