iNSulteng - Telegram dikenal sebagai aplikasi dengan sistem keamanan yang kuat yang membuat penggunanya berasa lebih leluasa.
Tapi justru karena fitur-fitur inilah telegram sering dijadikan tempat favorit untuk menyebarkan konten dewasa.
Lalu Kenapa telegram bisa menjadi sarang konten dewasa? Yuk kita bahas dalam artikel berikut ini.
Baca Juga: Kisah Malang BUKALAPAK, Dulu Raja Marketplace Kini Harus Gulung Tikar - Benarkah Salah Inovasi?
Telegram pertama kali diluncurkan pada tahun 2013 oleh Pavel Durov seorang pendiri jejaring sosial Rusia yaitu VKontakte.
Aplikasi ini dirancang sebagai alternatif dari WhatsApp tapi dengan fokus pada kecepatan, keamanan, dan juga kebebasan berekspresi.
Salah satu fitur unggulan Telegram adalah Enkripsi end-to-end dalam model Secret chat yang menjamin bahwa hanya pengirim dan penerima saja yang bisa membaca pesan tersebut.
Hal inilah yang membuat telegram menjadi pilihan utama bagi mereka yang menginginkan privasi lebih dalam komunikasi mereka.
Selain itu telegram memperkenalkan grup dan channel yang bisa menampung ratusan ribu anggota menjadikannya sebagai alat komunikasi yang lebih fleksibel dibandingkan dengan platform lainnya.
Berbeda dengan WhatsApp yang lebih personal telegram lebih terbuka untuk komunitas besar dengan berbagai kepentingan termasuk berbagi informasi hingga bisnis.
Namun seiring dengan berkembangnya fitur dan juga popularitas telegram banyak pengguna yang mulai memanfaatkan kebebasan platform ini untuk berbagai tujuan termasuk penyebaran konten dewasa.
Privasi yang tinggi dan juga fleksibilitas telegram membuatnya menjadi tempat yang menarik bagi individu maupun komunitas yang ingin berbagi atau menjual konten dewasa tanpa resiko besar terkena banned atau sensor.