iNSulteng - Beras adalah makanan pokok bagi jutaan warga Indonesia, dan stabilitas harganya sangat vital bagi perekonomian dan kesejahteraan rakyat.
Di tengah tantangan fluktuasi harga pangan global, Badan Pangan Nasional (Bapanas) melancarkan strategi cerdas untuk menjaga agar beras tetap terjangkau dan tersedia bagi semua.
Salah satu langkah konkret pemerintah dalam menghadapi tantangan fluktuasi harga pangan global adalah melalui Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Baca Juga: Hoaks Gaji Pengurus Kopdes Rp8 Juta/Bulan, Menteri Budi Arie Beri Klarifikasi
Pada pertengahan tahun 2025, Bapanas telah menyalurkan 250.000 ton beras SPHP ke seluruh Indonesia.
Ini bukan sekadar angka, ini adalah bukti nyata komitmen pemerintah untuk melindungi rakyatnya dari gejolak harga.
Penyaluran ini difokuskan pada daerah-daerah yang paling membutuhkan, terutama wilayah yang mengalami kenaikan harga beras, seperti Maluku dan Papua.
Bantuan ini disalurkan dalam kemasan praktis, 5 kg dan 50 kg (untuk Maluku dan Papua), memastikan akses mudah bagi semua lapisan masyarakat.
Strategi ini bukan hanya sekadar memberikan bantuan, tetapi juga merupakan langkah proaktif untuk mencegah inflasi dan penimbunan.
Baca Juga: Analisis Strategi Adaptasi Alfamart di Tengah Tantangan Industri Ritel Modern
Baca Juga: Alfamart Tutup Ratusan Gerai, Strategi Cerdas atau Tanda Krisis Ritel Modern?
Dengan menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) di berbagai zona di Indonesia (Rp12.500 - Rp13.500/kg), Bapanas memastikan agar harga beras tetap terjangkau dan adil bagi semua.
Program ini juga memastikan pasokan beras tetap stabil, mencegah kelangkaan dan melindungi masyarakat dari praktik-praktik curang.