iNSulteng - Amerika Serikat menjadi negara yang tidak ramah dengan pelajar muslim.
Tingkat rasisme disana meningkat tajam khususnya kepada para pelajar muslim.
Dalam satu kesempatan wawancara kepada 700 siswa muslim di California menunjukkan tingkat intimidasi, pelecehan, dan diskriminasi yang tinggi oleh teman sebaya dan orang dewasa, termasuk guru.
Baca Juga: Alasan Tsamara Amany Mundur dari PSI: Setidaknya untuk Saat Ini
Bahkan laporan yang dilakukan pada tahun 2021 oleh Council on American-Islamic Relations (CAIR) menemukan bahwa hampir setengah dari siswa, 47,1 persen, dilaporkan diintimidasi hanya karena beragama Islam.
“Pelajar muslim dari segala usia telah dikucilkan dan diperlakukan dengan buruk di masa lalu karena keyakinan dan persepsi mereka dan dihubungkan dengan 9/11 dan tindakan terorisme lainnya,” kata Amr Shabaik, pengacara pengelola hak-hak sipil untuk CAIR-LA sebagaimana dilansir TRT World pada 16 April 2022.
“Seringkali, peristiwa itu membuat bentuk intimidasi oleh siswa lain, kurangnya tindakan pencegahan dan pelaporan oleh pejabat sekolah, dan kurangnya pelatihan bagi para pendidik tentang bagaimana memediasi atau mengurangi intimidasi yang bermuatan agama, ras, dan etnis,” ujarnya.
Baca Juga: OPPO A55s 5G Meluncur di Cina: Menawarkan Dimensity 700, RAM 8GB, Triple Kamera 13MP dan Harga Murah
Laporan itu juga menyebutkan, 55,73 persen warga muslim, melaporkan merasa tidak aman, tidak diinginkan, atau tidak nyaman di sekolah karena identitas muslim mereka.
“Saya terus-menerus dipanggil Osama bin Laden oleh orang yang sama dan ia selalu menyebut bom,” kata seorang mahasiswi berusia 18 tahun.
Laporan tersebut selanjutnya mendokumentasikan bahwa hampir satu dari tiga siswa, 30,12 persen, yang mengenakan jilbab pernah ditarik, atau disentuh secara paksa.
Baca Juga: Tsamara Amany Mundur dari PSI, Grace Natalie Beri Pesan Mendalam: Kejarlah...
“Orang-orang secara verbal melecehkan saya hanya karena saya beragama Islam. (Mereka) mengejek saya dan Islam kemudian jilbab saya ditarik oleh teman sekelas tanpa alasan,” kata seorang pelajar muslimah.
Laporan tersebut juga menemukan sekitar sepertiga siswa mengalami atau menyaksikan beberapa bentuk cyberbullying.
Salah satu temuan yang lebih mengganggu menunjukkan bahwa hampir satu dari empat responden, 23,5 persen, melaporkan bahwa seorang guru, administrator, atau orang dewasa lainnya di sekolah mereka membuat komentar yang menyerang Islam atau muslim.