iNSulteng - Di beberapa Negara Asia seperti Jepang, Korea, Taiwan dan Cina, kanker lambung sering ditemukan. Kanker ini menduduki urutan teratas dari berbagai jenis kanker dan merupakan kanker tersering penyebab kematian.
Di Amerika, kanker lambung menduduki urutan ke-14. Di Indonesia, kanker lambung tidak terlalu sering ditemukan, dan tidak masuk urutan 10 besar.
Bagaimana mengenali penyebab kanker lambung? Prof. Dr. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD, KHOM di twitter @ProfesorZubairi menjelaskan untuk mengenali kanker lambung.
Baca Juga: Jangan Remehkan Terong Ungu, Ini Manfaatnya untuk Kesehatan
Baca Juga: Kenali Penyebab dan Cara Mencegah Microsleep Saat Berkendara
Zubairi Djoebran merupakan Dokter Spesialis Penyakit Dalam subspesialis Hematologi-Onkologi (Kanker) yang berpraktik di Rumah Sakit Kramat 128, Jakarta.
Menurutnya, ada beberapa yang memudahkan seseorang kena kanker ini. Yakni infeksi bakteri Helicobacter pylori, usia lanjut, merokok, minum alkohol, jarang makan buah dan sayuran, konsumsi makanan yang diasinkan, dan laki-laki.
Perlu dicatat. Sejumlah penyakit lambung juga merupakan faktor risiko. Misalnya gastritis atrofik (lambung mengecil), metaplasia usus (perubahan sel usus), polip lambung, dan gastritis hipertofik tipe tertentu (lambung yang membesar).
Sebagian faktor-faktor tersebut tidak bisa dicegah dan diintervensi. Contohnya usia lanjut dan jenis kelamin laki-laki.
Beberapa kelainan lambung yang sudah ada sebelumnya juga tentu tidak bisa dihilangkan. Namun, gaya hidup dan dietnya yang bisa diperbaiki.
Baca Juga: Hindari Konsumsi Makanan Ini untuk Hilangkan Pegal-pegal Kata dr. Zaidul Akbar
Baca Juga: Ingin Wajah Glowing? Simak Resep Herbal dan Hemat dr. Zaidul Akbar
Zubairi mengungkapkan pada 2007, para peneliti Jepang melaporkan bahwa angka kejadian kanker lambung di Jepang itu bisa diturunkan. Bagaimana bisa? Ternyata yang paling penting adalah mengurangi konsumsi garam dapur.
Rupanya, orang Jepang dengan kebiasaan makannya, membuat mereka mengonsumsi garam dalam jumlah yang lumayan tinggi.
Yakni 13,5 gram (lebih dari satu sendok makan) setiap hari. Apakah Anda juga begitu?