iNSulteng – Guncangan gempa berkekuatan 6.0 skala Richter yang melanda wilayah Sulawesi Tengah pada Rabu malam, 24 Juli 2025, pukul 21.06 WITA, hingga hari ini masih menyisakan kekhawatiran mendalam bagi masyarakat.
Data terkini menunjukkan bahwa hingga Jumat siang, telah terjadi 91 kali gempa susulan, memaksa ribuan warga di sekitar pusat gempa untuk tetap bertahan di tenda-tenda darurat di area terbuka.
Rasa trauma akibat guncangan utama yang begitu kuat masih sangat terasa. Banyak warga mengaku khawatir akan adanya gempa susulan yang lebih besar.
Baca Juga: Banggai Raya Bangkit: Menyongsong Fajar Provinsi Baru di Ujung Timur Sulawesi
Baca Juga: Gempa M 6,0 Guncang Poso, Pasien RS Panik Berhamburan Keluar
"Kami takut kembali ke rumah karena guncangan semalam sangat kuat. Lebih aman di lapangan," ungkap salah seorang warga yang memilih mengungsi.
Kondisi psikologis masyarakat menjadi prioritas, mengingat pengalaman bencana serupa di masa lalu.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama tim terkait telah sigap berada di lokasi sejak dini hari.
Mereka terus memantau dampak gempa dan melakukan pengecekan kondisi rumah-rumah warga.
Laporan awal menunjukkan bahwa sejumlah rumah mengalami kerusakan ringan hingga sedang, termasuk satu rumah ibadah.
Ironisnya, situasi ini terjadi di tengah perayaan Padungku, momen syukur yang biasanya dirayakan dengan penuh suka cita.
Tahun ini, sebagian warga harus merayakan hari istimewa tersebut di bawah tenda-tenda pengungsian. Meski demikian, ada secercah rasa syukur karena tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Para pengungsi sangat mengharapkan bantuan segera dari pemerintah daerah dan BPBD.
Baca Juga: FOTO: Dampak Gempa M 6,0 Guncang Poso, Sejumlah Bangunan Rusak!