iNSulteng - Berdasarkan informasi terkini proses pemindahan ibukota negara sedang berlangsung menuju ke Penajam Paser Utara yang terletak di Kalimantan Timur.
Meskipun rencana pemindahan ibu kota ke nusantara tersebut telah diresmikan proyek ambisius ini menghadapi sejumlah kendala.
Beberapa diantaranya adalah pendanaan,pencarian investor, serta berbagai masalah sosial yang berkaitan dengan komunitas adat setempat.
Namun ada aspek lain yang justru kerap terabaikan dan terlewatkan di mana akan berpotensi menghambat realisasi ibu kota nusantara dalam waktu dekat.
Hambatan terhadap IKN ini muncul karena kurangnya pertimbangan terhadap faktor-faktor yang bersifat metafisika dan spiritual yang sejatinya sangat berkaitan dengan kekayaan budaya nusantara.
Pemindahan ibuota ke Kalimantan di masa mendatang akan diangap sebagai pemenuhan dari nubuat Jangka Jayabaya yang menyatak bahwa pulau Jawa akan terabagi menjadi dan jumlah penduduknya akan berkurang menadi setengah.
Akan tetapi apabila proses pemindahan ibuota ke Kalimantan tidak memperhatikan berbagai aspek kearifan lokal dikhawatirkan akan benar-benar meminta tumbal yang akan diwujudkan melalui terjadinya berbagai bencana alam besar.
Dalam kapasitas sebagai presiden yang mencetuskan pemindahan ibu kota, Pak Jokowi sebenarnya telah memasukkan unsur kearifan lokal di dalam prosesnya.
Hal ini bisa panjenengan lihat dalam ritual pengambilan air dan tanah dari berbagai daerah yang kemudian dikumpulkan di titik nol Ibu Kota Nusantara.
Bahkan wilayah yang dipilih sebagai lokasi IKN sendiri jika anda perhatikan pada peta akan menyerupai kepala Semar yang memiliki jambul.
Namun tampaknya upaya tersebut belum memadai untuk mendirikan Pondasi metafisik yang kuat di Ibukota Nusantara.
Baca Juga: TikTok Sangat Berbahaya! Dari Platform Hiburan Kini Jadi Ladang Uang yang Kotor, Cek Faktanya!