Lebih menarik lagi, Geely juga mengumumkan bahwa mobil ini akan diproduksi secara lokal di Indonesia melalui skema CKD.
Proses perakitan lokal ini dijadwalkan mulai pada Mei 2025 yang diyakini akan mempercepat proses distribusi sekaligus menekan harga agar lebih bersaing di pasar.
Baca Juga: Fauce Adriani Pimpin Konsolidasi Tim Inti Dekopinwil Sulteng, Persiapan Muswil Semakin Matang!
Geely Starray EM-i hadir dengan konfigurasi mesin bensin 1,5 L yang dikombinasikan dengan motor listrik dan baterai berteknologi tinggi.
Dengan sistem ini, pengemudi bisa menggunakan tenaga listrik murni saat berkendara di dalam kota dan berpindah ke mode hybrid ketika dibutuhkan seperti saat menempuh perjalanan jauh.
Keunggulan sistem hybrid plugin hybrid ini terletak pada fleksibilitasnya, bagi pengguna yang belum sepenuhnya siap beralih ke mobil listrik murni karena keterbatasan infrastruktur pengisian daya, PHEV menjadi solusi ideal.
Konsumen tetap bisa merasakan pengalaman berkendara yang hemat energi dan ramah lingkungan tanpa khawatir kehabisan baterai di tengah jalan.
Selama bertahun-tahun, pasar mobil hybrid di Indonesia dikuasai oleh brand Jepang, terutama Toyota dengan lini hybridnya yang terkenal irit dan awet.
Namun dengan masuknya Geely dalam strategi mereka yang langsung menyentuh tiga aspek penting, teknologi, harga, dan produksi lokal, maka dominasi tersebut bisa saja tergeser secara perlahan.
Geely dikenal sebagai salah satu pabrikan otomotif terbesar di Tiongkok dengan kemampuan riset dan pengembangan yang sangat kuat.
Mereka bahkan memiliki saham mayoritas di Volvo dan Lotus, dua merek Eropa yang sudah lama dikenal akan kualitas dan inovasinya.
Dengan bekal tersebut, bukan tidak mungkin Geely Starray EM-i menjadi kuda hitam di pasar mobil hybrid Indonesia.
Baca Juga: Tak Bayar Iklan, Wartawan VS Kades di Pasangkayu! Salah Siapa?
Baca Juga: Maaf Atas Ketidak Nyamanan, Jalur Dua Kota Palu Dalam Penataan, Mohon Bersabar