"Jadi investasi tadi berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan pekerjaan, ini hal kritis yang saya kira penerintah harus memprioritaskan," tandasnya.
Baca Juga: Mitsubishi Mau Bikin Produk Baru Pajero Hybrid 2023, Saingan Ketar-ketir Dengar Kabar Ini
Jaga Daya Beli
Sementara itu, Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira mengatakan, pertumbuhan ekonomi tahun depan berada di angka 4,5%. Ketangguhan ekonomi dalam negeri diuji, khususnya konsumsi masyarakat, inflasi dan iklim investasi di tahun politik 2023-2024.
“Masyarakat akan fokus dulu pemenuhan kebutuhan pokok, apalagi ada ancaman resesi global. Kinerja ekspor pun terpengaruh perlambatan di 3 kawasan utama yakni Eropa, AS dan China. Realisasi investasi di tahun politik cenderung penuh tantangan terutama berasal dari ketidakpastian kebijakan,” ujar Bhima saat berbincang hari ini Selasa, 3 Januari 2023.
Agar indonesia tidak terseret resesi global, Bhima mengatakan ada beberapa hal yang bisa dilakukan. “Relaksasi pajak khususnya PPN dari 10% diturunkan ke 7-8% untuk jaga tingkat konsumsi rumah tangga dan omset pelaku usaha khususnya ritel yang mulai pulih,” ujar Bhima.
Baca Juga: Mobil Baru Ford Explorer Bakal Meluncur di Awal Tahun Ini, Ada Desain Baru?
Kemudian bansos maupun subsidi terus dilanjutkan, khususnya bagi masyarakat terdampak. “Memberikan subsidi transportasi publik dan penambahan armada secara besar-besaran agar masyarakat yang terbebani kenaikan harga BBM bisa beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik,” tambah dia.
Kemudian, jelang bulan Ramadhan pemerintah harus mengantisipasi harga-harga. “Memutus mata rantai pasokan pangan yang terlalu panjang, sekaligus menambah alokasi subsidi pupuk untuk cegah volatilitas harga pangan terutama jelang ramadhan lebaran 2023 mendatang,” tandas Bhima. ***