nasional

Profil Bahlil, Berhasil Menangkan Jokowi 2019 Kini Jadi Menteri ESDM dan Calon Tunggal Ketua Partai Golkar!

Selasa, 20 Agustus 2024 | 12:32 WIB
Politisi Partai Golkar Bahlil Lahadalia disebut mendapatkan dukungan sebanyak 83 persen dari keseluruhan pemilik suara di Partai Golkar. (Dok. Golkarpedia)

iNSulteng – Bahlil Lahadalia kini resmi jadi Calon Tunggal Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar). Dia juga resmi dilantik Joko Widodo (Jokowi) pada Senin 19 Agustus 2024 sebagai Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

Berikut profil dan sepak terjang Bahlil yang telah malang melintang di dunia bisnis dan Politik Indonesia.

Bahlil Lahadalia, S.E. lahir 7 Agustus 1976 dia pengusaha Indonesia yang menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral sejak 19 Agustus 2024. Bahlil dilantik menjadi Menteri Investasi Indonesia pada 28 April 2021.

Baca Juga: Video Suami Gerebek Istri Sedang Bersama Pria Lain Viral di TikTok!

Sebelumnya, Bahlil Lahadalia adalah Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) periode 2015–2019. Bahlil juga memiliki 10 perusahaan di berbagai bidang di bawah bendera PT Rifa Capital sebagai holding company.

Di bidang politik, ia pernah menjadi anggota dari Partai Golongan Karya, tetapi telah berhenti pada tahun 2009. Ia kemudian kembali ke Golkar pada 2024.

Ia mengenyam pendidikan di Sulawesi Tenggara, dari SD Negeri 1 Kolaka Timur hingga SMP Negeri 1 Kolaka.

Dia kemudian pindah ke Fakfak, untuk melanjutkan ke SMA YAPIS Fakfak.[5][6] Ia memutuskan untuk belajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay di Jayapura, sebuah perguruan tinggi swasta lokal.

Namun, seperti yang diungkapkannya saat kuliah tamu di Universitas Brawijaya, ia lulus sangat terlambat di usia 26 tahun, karena pendidikannya terhenti akibat keterlibatannya dalam kerusuhan Mei 1998.

Selama menjadi mahasiswa, ia aktif di Himpunan Mahasiswa Islam di Papua, hingga akhirnya menjabat sebagai Bendahara Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam.

Pekerjaan pertamanya adalah sebagai penjual kue ketika dia masih remaja. Ia kemudian menjadi kondektur bus saat masih remaja, dan akhirnya menjadi sopir angkot saat duduk di bangku SMA.

Bertahun-tahun kemudian, setelah ia lulus dari Port Numbay, ia dipekerjakan sebagai pekerja di Sucofindo, sebuah perusahaan milik negara. Bersama teman-temannya, ia kemudian mendirikan tiga perusahaan bernama PT Rifa Capital, PT Bersama Papua Unggul, dan PT Dwijati Sukses.

Dia memiliki PT Rifa Capital Holding Company dan 10 perusahaan lainnya, dan sebagian besar aktif di sektor transportasi dan properti.

Dia adalah mantan ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia. Sebagai seorang pengusaha, pada suatu waktu, ia bertemu dengan Joko Widodo yang merupakan sesama pengusaha saat itu dan berteman dengannya. Persahabatan yang mereka jalin sangat erat sampai-sampai Joko Widodo sendiri menganggapnya sebagai saudara.

Halaman:

Tags

Terkini