cek-fakta

Banyak yang Belum Tahu! Inilah Sisi Gelap TikTok, Benarkah Jadi Ladang Uang Kotor - Ini Faktanya!

Senin, 21 April 2025 | 11:30 WIB
Logo TikTok

Para streamer yang bermain di zona abu-abu ini sadar kalau semakin banyak gift yang mereka dapat semakin besar peluang untuk melangkah lebih jauh.

Mereka tidak sekedar mencari keuntungan dari live streaming tapi mulai melihat celah untuk memanfaatkan penonton secara emosional dan finansial.

Dalam ekosistem ini hubungan antara streamer dan penonton bukan lagi soal hiburan tapi soal eksploitasi yang terselubung di balik tampilan yang terlihat seru dan interaktif.

Penonton yang terjebak dalam lingkaran ini seringkali tidak sadar kalau mereka sedang dimanipulasi, mereka mulai merasa punya hubungan khusus dengan streamer merasa istimewa karena mendapat perhatian lebih. 

Setelah membeli banyak gift, rasa penasaran dan keterikatan ini akhirnya bikin mereka rela mengeluarkan lebih banyak uang tanpa berpikir panjang.

Baca Juga: Suzuki XL7 2025 Resmi meluncur, SUV Keluarga Ini Kini Makin Mewah dan Cakep - Update Spesifikasi dan Harga

Baca Juga: Ngebut Gaming Seharian! Poco F7 Ultra Resmi Diluncurkan Baterai 5000mAh Snapdragon 8 Elite, Segini Harganya!

Di sisi lain, streamer semakin berani mendorong batasan menawarkan sesuatu yang lebih eksklusif di luar TikTok ini bukan lagi sekadar iseng tapi sudah jadi strategi bisnis yang terencana di mana GIF hanya dijadikan langkah awal sebelum penonton diarahkan ke ekosistem yang lebih tertutup. 

Yang bikin masalah ini makin parah adalah sistem TikTok sendiri yang enggak cukup efektif buat menangani eksploitasi semacam ini.

Moderasi mereka seringkali hanya sebatas menghapus akun atau memblokir live streaming yang ketahuan melanggar aturan.

Tapi akar masalahnya tetap ada selama sistem monetisasi masih memberikan peluang untuk disalahgunakan selalu ada celah yang bisa dimanfaatkan. 

Streamer cukup bikin akun baru mengalihkan penonton ke platform lain dan siklus ini kembali berjalan seperti sebelumnya.

Sementara itu para penonton yang sudah terlanjur terjebak akan terus mencari sensasi yang sama memperbesar rantai eksploitasi ini tanpa sadar pada akhirnya tanpa disadari banyak pengguna TikTok yang ikut serta dalam mendukung ekosistem ini entah sebagai pengirim gift, penonton pasif, atau bahkan anggota grup eksklusif yang lebih tertutup. 

Ini bukan cuman masalah individu yang memanfaatkan sistem tapi sudah menjadi jaringan yang luas dengan rantai yang terus menguat.

Selama masih ada orang yang rela membayar selama masih ada yang mencari cara cepat untuk mendapatkan uang dan selama platform masih memberi ruang untuk eksploitasi ini berkembang ekosistem ini enggak akan berhenti dengan sendirinya.

Halaman:

Tags

Terkini

Hoax Ida Dayak Mau ke Palu!

Minggu, 15 September 2024 | 07:08 WIB