Kali ini kasusnya sama dengan Belanda mereka belum terbukti kalah dijajal tim sepadan Arab Saudi, Polandia, Meksiko maupun Australia bukanlah kelas mereka meski di 16 besar memberi perlawanan berarti.
Belanda adalah tim yang akan menjadi ujian sebenarnya bagi Scaloni, apalagi Scaloni akan bertemu idolanya sendiri yakni Van Gaal.
Baca Juga: Tampilan Baru Mobil ESEMKA 2023 Makin Sporty dan Keren, Harganya Cuma Segini
Bagi Scaloni grafik yang perlahan menanjak dari skuad Argentina di piala dunia 2022, harus dijaga, bangkit dari kekalahan di partai pertama adalah modal berharga bagi Argentina yang tak dipunyai Belanda.
Dari segi strategi dengan menggunakan pola 4-4-2 di dua laga pertama Scaloni berhasil mengevaluasinya dengan mengubahnya menjadi 4-3-3 di dua pertandingan terakhir.
Hasilnya memang belum spektakuler namun setidaknya dengan kemenangan krusial seperti melawan Polandia maupun Australia adalah bukti grafik peningkatan performa mereka.
Baca Juga: HILUX GR SPORT INDONESIA RESMI MELUNCUR! Harga 728 juta, Intip Spesifikasinya Gays
Menghadapi pola pragmatis Van Gaal seharusnya Scaloni berkaca pada apa yang telah dilakukan seniornya Sabella di 2014, cara Belanda yang akan bermain pragmatis harus segera diantisipasi terutama serangan balik mereka.
Segala cara bagi kedua tim untuk saling curi kelemahan tentu akan dilakukan, bahkan lewat adu penalti sekalipun yang jelas nostalgia saling balas dendam antara kedua tim akan terus menjadi headline kala keduanya bertemu.***