international

Media Asing Heran Indonesia Melimpah Energi Tenaga Surya, tapi Singapura Rasakan Manfaatnya

Sabtu, 23 April 2022 | 12:08 WIB
Pemandangan Kota Singapura. /Reuters/dgar Su

iNSulteng - Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan, seperti Tenaga Surya.

Dilalui garis khatulistiwa, membuat banyak daerah di Indonesia yang mendapatkan pancaran sinar matahari yang maksimal.

Hal ini tentu saja menjadi peluang besar dalam pengembangan energi terbarukan Tenaga Surya.

 Baca Juga: Sabda Ahessa Akui Wulan Guritno Masih Hot Meski Sudah Berumur 41 Tahun

Namun hal itu berbanding terbalik denga kondisi sekarang ini.

Media asing asal Amerika Serikat, Bloomberg melaporkan lembaga think tank lokal tahun 2021 memperkirakan Indonesia secara teoritis dapat menghasilkan hampir 20 juta megawatt tenaga surya.

Jumlah ini sangat besar dari segi bahan bakunya. Bahkan produksinya dua kali lipat kapasitas gabungan setiap pembangkit listrik di dunia.

Baca Juga: Viral Unggahan Foto Depan Kabah Presiden Jokowi Didoakan Segera Lengser

Dalam beberapa bulan terakhir, setidaknya lima proyek raksasa telah diusulkan yang akan melampaui total kapasitas negara dalam sekali jalan.

Namun alih-alih berfokus pada pasar Indonesia, mereka berencana untuk mengekspor energi bersih ke negara kaya Singapura.

"Sementara proyek-proyek tersebut semuanya akan menyediakan lapangan kerja, investasi, dan kemungkinan setidaknya beberapa kekuatan untuk Indonesia, proyek-proyek tersebut menyoroti bagaimana aliran energi bersih telah ditentukan oleh uang, dukungan kebijakan, dan ketersediaan jaringan listrik lebih dari sumber daya alam dan kebutuhan energi," demikian laporan Bloomberg, dikutip Kamis, 21 April 2022.

Baca Juga: Meski Berbeda Usia Cukup Jauh, Ini Alasan Utama Sabda Ahessa Pacari Wulan Guritno, Janda Hot Anak 3

Rencana Indonesia untuk meningkatkan energi bersih untuk konsumsi sendiri telah terhenti sebagian. Ini terjadi karena dorongan tahun 2015 untuk membangun pembangkit listrik baru telah membuat jaringan kelebihan pasokan pembangkit batubara yang harus dibayar untuk digunakan atau tidak, menurut Bloomberg NEF.

Selain itu, tingkat pembiayaan yang mahal juga merugikan biaya energi terbarukan.

Laporan itu juga menyoroti pemerintah Indonesia mensubsidi batu bara dengan memaksa para penambang untuk menjualnya di dalam negeri dengan harga jauh di bawah tingkat global saat ini. ***

Halaman:

Tags

Terkini